Jakarta (PARADE.ID)– Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta mencatat ada 17 tempat atau industri pariwisata melanggar pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi. 17 tempat tersebut memiliki jenis usaha berbeda-beda.
“Sudah 17 totalnya. Spa 1, griya pijat 3, cafe 5, karaoke 3, diskotek 1, dan bar 4,” ucap Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia, saat dihubungi, Jumat (3/7/2020).
Tempat usaha yang melanggar mendapat sanksi segel dan denda sesuai dengan Pergub 51 tahun 2020. Cucu menyebut nilai denda tidak dipukul rata mendapat denda maksimal Rp 25 juta.
“Denda dan segel sampai waktu boleh beroperasi. (Nilai denda) kebanyakan maksimal, tapi ada juga yang Rp 10 juta. Tapi itu kebijakan di Satpol PP, bukan di kita,” kata Cucu.
Cucu meminta kepada pelaku usaha pariwisata untuk mematuhi PSBB masa transisi. Sehingga, penanganan virus Corona bisa cepat selesai.
“Intinya kami menyayangkan masih ada pelaku industri pariwisata yang melanggar ketentuan PSBB transisi ini. Karena kunci keberhasilan kita melewati fase ini adalah disiplin dan kunci keberhasilan kita melawati fase ini adalah disiplin dan komitmen kita semua dalam mematuhi aturan dan menjalankan protokol COVID-19 yang sudah ditentukan,” ucap Cucu.
Dinas Pariwisata DKI Jakarta akan menjalankan fungsi pengawasan peraturan PSBB masa transisi. “Kami berusaha terus meningkatkan pengawasan dan melakukan tindakan tegas terhadap pelanggaran yang ada,” ucap Cucu.
Diberitakan sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menemukan diskotek Top One beroperasi saat PSBB masa transisi. Padahal, dalam PSBB masa transisi fase 1, diskotek belum diperbolehkan untuk dibuka.
Dilansir Antara, Jumat (3/7), hal itu diketahui setelah Dinas Pariwisata DKI Jakarta bersama Satpol PP Jakarta Barat dengan dibantu aparat TNI (Babinsa) dan kepolisian melakukan razia pada Jumat pagi.
(Detik/PARADE.ID)