Jakarta (PARADE.ID)- Koalisi Mahasiswa Islam Indonesia (KMII) merespon adanya dugaan perilaku tindakan yang tidak terpuji dari salah satu oknum pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) di daerah Lampung. Oknum ini diduga telah melakukan tindakan amoral bersama seorang wanita yang berstatus janda.
“Terkait dengan tindakan amoral yang dilakukan oleh pejabat Deputi III Menpora inisial RDI dengan janda asal Lampung yang tidak diketahui oleh istri sah sangat mencoreng nama baik Kemenpora,” demikian kata Ketua Umum KMII, M Rizal melalui siaran pers kepada awak media, Kamis (17/9/2020).
“Oleh karena itu kami meminta menteri pemuda dan olaraga Zainuddin Amali agar segera memecat dan mencopot Deputi 3 pembudayaan Olahraga inisial RDI dari jabatannya karena atas perbuatan amoral tersebut merusak nama institusi Kemenpora,” tekannya.
Selain itu, KMII meminta kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar ikut mengusut dan memanggil yang bersangkutan terkait dugaan penggunaan uang dinas yang diberikan kepada wanita tersebut.
Dikutip sinarlampung.co, disebutkan bahwa Pejabat Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga, Kemenpora Republik Indonesia, RDI diduga terlibat skandal dengan Fi, janda cantik asal Lampung. Bahkan dengan bujuk rayu dijanjikan banyak hal, berhasil menikmati tubuhnya lebih dari dua tahun sejak 2018. Dan selama itu RDI dengan mulus menutupi hubungan gelap itu di mata anak istri dan publik.
Kini korban bersama kuasa hukumnya sedang menyiapkan laporan kasusnya ke Polisi. Pasalnya selain dijanjikan akan dinikahi, Fi, juga di janjikan akan dibelikan apartemen didaerah Margonda, diberi pekerjaan di Kemenpora, dan akan bulan madu menikah di Kamboja.
Namun kini janji itu tinggal jani, bahkan secara berlahan lahan sang pejabat justru menjauh dan meninggalkan Fi, begitu saja. Bahkan Fi nyaris diperdaya dengan mengelola sebuah usaha dengan mitra yang ternyata ilegal. Padahal hubungan mereka sudah sejak 2018 hingga Juli 2020 masih komunikasi.
Kepada sinarlampung.co Fi menyebutkan perkenalan RDI berawal sekitar Oktober 2017. Fi yang juga berprofesi sebagai notaris diminta mengurus sertifikat tanah di wilayah Bogor, Jawa Barat. Saat itu, Fi sempat dihubungi asisten Deputi, Teguh Rajarjo, dan diminta mengurus salah satu organisasi untuk wilayah Sumatera.
Kemudian sejak perkenalan itu, mereka kerap menjalin komunikasi. Bahkan Fi diminta datang ke kantornya di Kementerian Olah Raga pada Maret 2018 lalu saat itu memang ada aktivitas persiapan piala Kemenpora di Lampung.
Fi juga diminta datang ke kantor Kemenpora, bertemu dan ngobrol intens hingga pukul 23.00 Keesokan harinya, saat akan pulang ke Lampung, Fi dihubungi RDI untuk tidak dulu pulang, dan bermalam kembali di Jakarta hingga dua hari, dengan jaminan penginapan dan segala hal ditanggung. “Sejak itulah kami berhubungan intens. Setelah dua hari itu, saya pulang ke Lampung. Saya diantar langsung hingga bandara. Ya masih pertama mungkin jadi terlihat baik, dan begitu mesra,” kata Fi kepada sinarlampung.co.
Dia (Raden Isnanta) kata Fi yang bilang “nginep aja lagi dua malam nanti saya urus semuanya,” kata Fi menirukan ucapan RDI. Sejak itulah terjalin. Pulang diantar langsung ke Bandara. Hubungan mereka semakin akrab. Kemudian Fi sempat diminta tinggal di Bogor, sekitar Maret, April, Mei, Juni, 2019. “Ada sekitar empat bulan tinggal di Bogor. Ya tiap sabtu minggu jumpa. Ga ada niat apa apa, karena dijanjikan jadi istri, jadi foto aktivitas dan chat-chat wa tahun 2017 dan lain lain saya hapus,” kata Fi.
Fi mengakui bahwa dia memang berstatus single parent sejak enam tahun lalu. Sekitar tahun 2014 lalu bercerai dengan suaminya. Dan kemudian sedang merintis usaha untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya. “Pa Isnanta tau banget, anak saya tiga tau banget. Maka saya ngerintis jalur sosial di salah satu Kabupaten,” katanya.
“Saya berani ungkapkan semua ini ya karena ada sebabnya. Cara tidak baik dengan saya. Saya dijanjikan akan dibelikan apartemen di daerah Margonda, akan diberi pekerjaan di Kemenpora, dan akan bulan madu menikah di Kamboja. Tapi malah begini, caranya ga begini dong jika ingin pergi. Saya merasa dibohongi selama ini,” katanya.
Selama ini, lanjutnya dia tidak pernah diberikan nafkah rutin bulanan. Paling jika saya butuh sesuatu baru diberi, jika tranfer uang atau uang cast tidak langsung atau rekening pribadinya. Karena katanya takut ketahuan istri. “Pak deputi selalu cerita jika dia kerap pinjam uang lewat pak Teguh Asisten Deputi. Atau gunakan rekening sopir, dan orang lainnya,” kata Fi.
Atas hal di atas, KMII pun berniat akan menggelar aksi ke Kemenpora dan KPK. Untuk waktu, Rizal akan melakukan koordinasi terlebih dahulu bersama anggota lain sambil mengumpulkan data-data terkait kasus di atas.
(Latu/PARADE.ID)