Site icon Parade.id

Akademisi Minta Sandi Dukung Penelitian untuk Tingkatkan Kualitas SDM Pariwisata

Dosen sekaligus Kepala Pusat Kajian Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta Fahrurozy Darmawan/Rozy

Jakarta (PARADE.ID)- Penelitian pariwisata yang didukung Kemenparekraf masih sangat minim. Contohnya tahun ini ada 10 penelitian namun satu pun belum ada dari Kemenparekraf. Semuanya dibiayai internal universitas.

Hal itu dilontarkan Dosen sekaligus Kepala Pusat Kajian Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta Fahrurozy Darmawan kepada Parade.id, Senin (28/12/2020).

Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata ke depan, diharapkan dibawah Menparekraf Sandi bisa semakin banyak kerjasama antara akademisi dan pemerintah.

Kata Rozy, panggilan akrab peneliti pariwisata ini, penelitian tidak saja berguna bagi peningkatan kualitas SDM di bidang pariwisata tapi juga dapat membantu kerja-kerja pemerintah dalam memecahkan permasalahan kepariwisataan Indonesia.

Di samping itu, kerjasama pemerintah dengan akademisi di bidang pengabdian masyarakat perlu ditingkatkan.

“Tahun ini memang ada program pendampingan masyarakat desa wisata yang diinisiasi Kemenparekraf dan beberapa kampus pariwisata. Tetapi sifatnya masih belum terancang dengan baik. Kedepan pemerintah harus bisa bersinergi aktif dengan akademisi untuk kemajuan pariwisata Nasional,” terangnya.

Selain meminta Sandi mendukung penelitian pariwisata dengan bersinergi aktif bersama akademisi dalam membangun Kepariwisataan Indonesia, Rozy pun memberikan 4 masukan guna membangkitkan sektor pariwisata ke depan.

Pertama, Menparekraf Sandi harus tetap mengutamakan konservasi lingkungan dan budaya. “Karena itu merupakan aset utama pariwisata Indonesia,” ujar Rozy.

Berikutnya, memberikan pendampingan kepada pelaku pariwisata yang terdampak pandemi, terutama di sektor informal pariwisata seperti tour guide, kru Transportasi Wisata, dan pedagang di destinasi wisata.

Selanjutnya, memberikan pendampingan kepada destinasi dalam menerapkan protokol kesehatan, agar destinasi wisata tidak menjadi tempat penyebaran Covid-19.

Terakhir atau keempat, momentum pandemi ini, lanjut Rozy, dapat dijadikan momentum membangun ulang Kepariwisataan yang berkelanjutan dengan berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat, perlindungan lingkungan, dan konservasi Kebudayaan.

(Adji Kembara/PARADE.ID)

Exit mobile version