Site icon Parade.id

Akademisi: Paham Radikal Menjangkiti Kampus

Akademisi UHO, Idaman Alwi

Jakarta (PARADE.ID)- Akademisi Universitas HaluOleo sekaligus pengamat pergerakan paham radikalisme, Idaman Alwi mengatakan bahwa paham radikal yang menjangkiti lingkungan kampus adalah kelompok-kelompok yang menyebarkan ideologi anti-Pancasila dan berambisi mendirikan negara khilafah, dan terkait dengan jaringan teror global Negara Islam (ISIS).

“Melawan pemerintah, kemudian menolak demokrasi. Itulah yang menjadi subtansi, yang dikenalkan oleh kelompok radikal kepada generasi muda agar mengikuti pemahaman ideologi mereka,” kata dia, Jumat (17/7/2020), ketika webinar dengan tajuk “Menghambat dan Menangkal Pertumbuhan Radikalisme/Khilafisme Melalui Kampus”.

Terkait isu radikalisme agama di perguruan tinggi terpapar paham radikal menurut dia bukanlah baru sekarang saja, terutama sejak gerakan radikalisasi agama disebut-sebut berkembang masif di ruang kampus. Subjek ini, kata dia, diteliti lewat profil para pelaku teror dari latar belakang pendidikan, usia, keluarga, hingga jaringan organisasi.

Buah radikalisme agama paling revolusioner,  mulai berkembang ketika gerakan ini tak memiliki tandingan di ruang perguruan tinggi di saat apa yang disebut “kelompok Cipayung” kurang bertaji. Menurutnya, guna menangkal pemikiran paham Islam transnasional, kelompok-kelompok mahasiswa nasionalis macam HMI, PMII, PMKRI, GMNI dibantu negara untuk lebih aktif di kampus.

“Tawaran ideologis kembali pada Alquran dan Sunnah secara murni dan konsekuen, sebagai prasyarat menuju Islam kaffah, dan merupakan jargon yang paling mudah diterima karena tanpa membutuhkan argumentasi yang rumit,” katanya.

Sehingga inilah yang kemudian menjadi cara mereka agar mereka, khusus yang masih awam terhadap pemahaman Islam cepat terpengaruh. Gerakan berpaham kanan dituding oleh dia akhirnya melahirkan bibit radikalisme. Guna menangkalnya, ia menyarankan agar pemimpin universitas/institusi mengawasi fasilitas kampus seperti masjid hingga ruang pertemuan mahasiswa.

“Ada baiknya juga jika para aktifis PMII juga mulai saat ini menguasai masjid-masjid yang dimana hari ini digunakan oleh mereka untuk menyebarkan paham mereka,” pesannya, yang juga hadir kader-kader PMII di webinar tersebut.

Sebab, lanjut dia, masjid, musala, dan bahkan student center itu bisa digunakan kegiatan-kegiatan radikal. Sehingga PMII mulai sekarang memperkuat pemahamannya terhadap kajian keagaman yang bisa membentengi pemahaman khilafahisme dari penyebar paham radikalisme.

(Verry/PARADE.ID)

Exit mobile version