Jakarta (parade.id)- Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Rakyat Bangkit ‘Indonesia Gelap’ bawa sembilan tuntutan. Pertama, menuntut agar dikaji ulang Inpres Nomor 1 Tahun 2025.
Kedua, transparansi status pembangunan dan pajak rakyat. Ketiga, evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis (MBG).
Keempat, menolak Revisi UU Minerba yang bermasalah. Kelima, menolak Dwifungsi TNI. Keenam, menuntut agar disahaknnya RUU Perampasan Aset.
Ketujuh, tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional. Kedelapan, tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat. Sembilan atau terakhir, tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo.
Semua tuntutan di atas akan ditindaklanjuti pihak istana. Hal itu disampaikan Koordinator Aksi BEM SI, Herianto.
“Menteri Sekretaris Negara (Mensekneg), Prasetyo Hadi bersama dua orang Wakil Menterinya, Juri Ardiantoro dan Bambang Eko Suhariyanto, menemui massa aksi dan menandatangani selembar berkas yang menjadi tuntutan massa Aliansi BEM SI Rakyat Bangkit bertema ‘Indonesia Gelap’,” kata Herianto.
Menurut Mensesneg Prasetyo Hadi, tindak lanjut yang disanggupi merupakan perjuangan sama diperjuangkan pemerintah. Ia pun berjanji akan menindaklanjutinya.
“Kami berjanji akan menindaklanjuti tuntutan itu dengan menggelar pertemuan bersama perwakilan mahasiswa. Kalau teman-teman mencintai indonesia, kami lebih mencintai Indonesia,” kata Mensesneg.
Ia mau bertemu dengan mahasiswa karena kebangaan dengan apa yang diperjuangkan. Maka, ia pun ditugaskan berjumpa dengan mahasiswa.
Massa aksi mahasiswa yang melakukan aksi ribuan orang. Mereka melakukan aksi di kawasan patung kuda Arjuna Wiwaha.
Herianto bersama mahasiswa lainnya meminta bahwa tindak lanjut penandatanganan dilakukan istana paling lama 2X24 jam. “Kawan-kawan semua hari ini, kita dokumentasi dan kita ultimatum pihak Istana. Kita beri waktu selama 2×24 jam,” tekannya.
(Rob/parade.id)