Bandung (parade.id)- Kemarin, Selasa (13/9/2022), ribuan massa buruh yang diklaim oleh Penanggung Jawab Aksi Nasional KSPI, Makbullah Fauzi, melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Bandung Barat, Bandung, Jawa Barat, terkait beberapa hal. Di antaranya soal kenaikan upah buruh, menyoal kenaikan harga BBM subsidi, dan penolakannya terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Terkait kenaikan harga BBM misalnya, kata dia, telah mengakibatkan atau berimbas kepada menurunnya daya beli kaum buruh. Belum lagi kata dia imbas dari Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah menghentikan laju kenaikan upah buruh di Indonesia selama 3 tahun terakhir ini, yang jelas membuat kehidupan kaum buruh semakin tercekik dan dipaksa oleh pemerintah untuk hidup dalam situasi penuh keterpurukan.
Ia kemudian menyinggung soal bantuan langsung tunai (BLT), yang disebutnya hanya sebagai gula-gula manis karena diberikan sementara oleh pemerintah, untuk kemudian berubah menjadi rasa pahit selamanya.
“Seluruh massa aksi berpendapat bahwa Pemerintah sudah seenaknya mengeluarkan kebijakan demi kebijakan yang dirasakan semakin jauh meninggalkan rasa keadilan bagi kaum buruh di Indonesia,” kata dia, kepada parade.id.
Soal kenaikan upah buruh, Buya Fauzi, demikian sapaan akrabnya, meminta agar dinaikkan minimal 15 persen (tahun 2023). Kalau tidak kata dia, maka gelombang aksi yang terus menerus akan digerakkan oleh KSPI dan Partai Buruh, menuju konsolidasi menuju perhelatan puncak mogok nasional.
“Maka, sudahlah! Berhenti menyakiti hati rakyat. Berhenti menipu kaum buruh! Buruh Kabupaten Bandung Barat murka karena pemerintah sudah seenaknya kepada kaum buruh di Indonesia,” tegasnya.
Aksi di Bandung Barat ini sebagai instruksi KSPI dan Partai Buruh. Massa aksi disebut olehnya sempat longmarch dari lokasi Industri Batujajar menuju lokasi aksi di Kantor DPRD Kabupaten Bandung Barat.
Massa aksi kata dia juga sempat membuat macet jalan yang luar biasa saat akan menuju gedung DPRD.
(Rob/parade.id)