Site icon Parade.id

Aliansi Masyarakat Sultra Tolak Rencana Kedatangan HRS

Massa aksi Aliansi Masyarakat Sultra

Kendari (PARADE.ID)- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara Cinta Damai melakukan aksi demonstrasi di perempatan MTQ Kendari, menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab (HRS) di Bumi Anoa Sulawesi Tenggara, Rabu (02/12/20).

Aksi penolakan itu juga diwarnai dengan massa aksi yang melakukan pembakaran terhadap spanduk dengan gambar wajah HRS.

Salah satu korlap pengunjuk rasa, Wawan mengatakan, kehadiran HRS di Indonesia mengakibatkan upaya pemerintah menangani Covid-19 menjadi sia-sia. Menurut Wawan, sambutan kedatangan HRS yang di hadiri kerumunan ribuan orang dengan mengabaikan protokol kesehatan sangat rentan terjadinya penularan pandemi.

“Penyambutan di Bandara Soekarno Hatta, kegiatan Maulid Nabi di Petamburan, Maulid Nabi di Tebet, Pengajian di Mega Mendung, menghadirkan ribuan anggota dan simpatisan Front Pembela Islam (FPI) serta masyarakat, tentunya riskan terhadap kemunculan cluster baru. Bahkan, hasil tracing sudah menunjukkan indikasi ke arah kekhawatiran tersebut. Sebanyak 50 orang di kawasan Tebet terkonfirmasi positif Covid-19 dan sekitar 30 orang di Petamburan telah terkonfirmasi positif Covid-19,” jelas wawan.

Wawan juga membeberkan, sikap yang di tunjukkan oleh HRS dengan menolak penelusuran kontak erat  oleh pemerintah dalam upaya penanganan dan pencegahan Covid-19 di anggap kontroversi.

“HRS pernah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19, bahkan dia melakukan uji swab secara mandiri dan tidak mau menunjukkan hasil swabnya kepada tim satgas Covid-19 Bogor dengan dalih bahwa rekam medik merupakan privasi pasien,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Hendrik Kurniawan, juga salah satu korlap dalam unras tersebut mengatakan, HRS merupakan bagian dari FPI selalu menyampaikan dakwah yang bermuatan provokatif.

“Ujaran provokatif tersebut justru akan menimbulkan keresahan dan kebencian dalam masyarakat bahkan diantara sesama umat Islam itu sendiri. Kebencian yang tercipta akan berujung pada perpecahan dan permusuhan yang mengancam eksistensi Negara Indonesia,” ujar Hendrik.

“Hasutan lain yang terus digaungkan yakni pemerintah bersama aparat penegak hukum selalu mengkriminalisasi ulama dan melakukan pembatasan terhadap kegiatan Umat Islam,” sambung Hendrik.

HRS dikabarkan, akan melakukan kunjungan Di Kota Kendari Sultra pada awal tahun 2021. Menyikapi hal tersebut, Hendrik menyampaikan, Aliansi Masyarakat Sulawesi Tenggara Cinta Damai menolak keras kedatangan HRS, karena kondisi penularan Covid-19 yang makin meningkat di Sultra.

“Apabila diadakan safari dakwah maka pasti akan memunculkan perkumpulan banyak orang yang rentan dengan penularan virus corona,” tutur Hendrik.

Lebih lanjut, Hendrik berharap kepada Polda Sultra serta gustu Covid-19 Sultra tidak memberikan izin keramaian kepada panitia kedatangan HRS.

“Kami meminta kepada aparat penegak hukum dan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk menindak tegas seluruh pihak yang menghambat proses 3 T (Testing, Tracing dan Treatment) tanpa pandang bulu, termasuk Rizieq Shihab dan kelompok FPI,” pungkasnya.

(*Rifky/PARADE.ID)

Exit mobile version