Site icon Parade.id

Anggota DPR Pertanyakan Realisasi Vaksinasi bagi Guru dan Tenaga Pendidik

Dok: detik.com/vaksin Sputnik V

Jakarta (PARADE.ID)- Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mempertanyakan realisasi vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik ke pemerintah. Hal itu dipertanyakan olehnya karena pemerintah berencana akan membuka sekolah dengan tatap muka.

“Jika vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik menjadi salah satu syarat diberlakukannya pembelajaran  tatap muka, maka saya meminta pemerintah membuka datanya. Berapa jumlah guru yang ada, dan berapa banyak yang sudah divaksin?” kata Netty dalam keterangan medianya, Kamis (1/4/2021).

“Karena berdasarkan informasi dari organisasi pendidik, vaksinasi terhadap mereka berjalan lambat. Jika informasinya benar, maka sulit dipastikan semua guru dan tenaga pendidik sudah divaksin pada  Juli,” sambungnya.

Netty tampaknya meragukan keamanan tatap muka secara tatap muka di tengah pandemi ini.

“Bagaimana mungkin  PTM diberlakukan jika target vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik belum tercapai. Kita tidak ingin PTM menjadikan anak-anak seolah kelinci percobaan dalam menghadapi Covid-19?” kata politisi PKS itu.

Oleh sebab itu, Netty meminta pemerintah agar  target vaksinasi  meliputi semua guru, baik  yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik), maupun guru honorer yang jumlahnya sangat banyak.

“Semua guru dan tenaga pendidik harus mendapat prioritas vaksinasi tanpa membedakan status. Ada kekhawatiran  bahwa vaksinasi hanya diberikan kepada guru-guru yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) saja.”

Padahal, lanjut dia, sangat banyak guru-guru honorer yang tidak terdaftar di Dapodik. Ia pun mempertanyakan  nasib mereka  jika harus melakukan PTM tanpa divaksin.

Menurut Ketua Tim Covid-19 FPKS, semua prasyarat PTM  mulai dari   realisasi vaksinasi terhadap guru dan tenaga pendidik, sarana prasarana sekolah yang sesuai protokol kesehatan, hingga kesiapan siswa dan orangtua dalam mendukung PTM  harus terpenuhi.

Menurutnya, Pemerintah perlu menganalisa  kesiapan sekolah dalam  menerapkan protokol kesehatan. 

“Apakah semuanya sudah memenuhi standar prokes untuk pembelajaran  tatap muka? Apakah sekolah-sekolah sudah semuanya mengisi Daftar Periksa Protokol Kesehatan? Hal-hal semacam ini harus diperhatikan sebelumnya  agar perangkat di lapangan tidak gamang dan kelabakan  saat kebijakan PTM diberlakukan.”

Daftar periksa protokol kesehatan  tersebut  berupa daftar kesiapan sekolah dalam melaksanakan sekolah tatap muka seperti memiliki tempat cuci tangan, thermo gun dan fasilitas kesehatan yang baik. Data dari Kemendikbud hmenunjukkan baru 52,42 persen sekolah yang mengisi daftar periksa protokol kesehatan.

Terakhir Netty meminta agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus berdasarkan zonasi COVID-19. Kebijakan PTM harus memperhatikan zonasi.

Untuk zona orange dan merah disarankan agar PTM tidak dilakukan. Selain itu pemerintah harus menjelaskan secara lengkap kepada masyarakat, terutama para wali murid seperti apa skema dari PTM yang akan diterapkan. 

“Apalagi setiap sekolah dan daerah memiliki kondisi yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Pemerintah juga harus memastikan PTM berjalan dengan aman, jangan lepas tangan dan sepenuhnya menyerahkan kepada orang tua murid.”

Menko PMK, Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan bahwa pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021. Tapi dengan syarat guru dan tenaga pendidik sudah divaksin Covid-19.

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version