Site icon Parade.id

ASITA 1971 Minta Sandi Segera Gelontorkan Dana Hibah buat BPW

Foto: i ketut ardana (dok.pri)

Jakarta (PARADE.ID)- Sejumlah pelaku usaha wisata termasuk travel agent atau biro perjalanan wisata (BPW) banyak yang sudah runtuh akibat terimbas pandemi Covid-19. Sementara yang masih bertahan, kondisinya juga semakin sulit

Kemenparekraf harus segera gelontorkan dana hibah agar BPW bisa kembali berusaha.

“Banyak usaha BPW, destinasi wisata, transportasi wisata kondisinya sudah sangat sulit, dan banyak yang sudah collapsed,” ungkap IKetut Ardana selaku Penasehat Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) 1971 Bali kepada Parade.id baru-baru ini.

Guna menggairahkan usaha para pemilik BPW, pihaknya meminta pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang saat ini dipimpin Sandiaga Salahuddin Uno (Bang Sandi) sebagai Menparekraf memikirkan dengan serius keputusan dan tindakan cepat untuk memberikan dana hibah dan talangan.

“Tuntutan Industri dana hibah dan dana talangan ini untuk memulai kembali usaha para pelaku usaha, terutama BPW,” terangI I Ketut Ardana yang juga    koordinator untuk market ASEAN di DPP ASITA 1971.

Pihaknya menilai Bang Sandi pasti banyak paham soal pariwisata mengingat memiliki berbagai pengalaman baik sebagai Wagub, Ketua HIPMI, dan pengusaha sukses.

Menurut hematnya yang perlu dilakukan Bang Sandi untuk kebangkitan pariwisata pasca-pandemi antara lain mengumpulkan kepala daerah di destinasi unggulan seperti Bali, Lombok NTB, NTT, Jogya ditambah stakeholder dalam hal ini berbagai asosiasi kepariwisataan, serta para tokoh dan senior pelaku pariwisata sukses di seluruh Indonesia.

“Ajak mereka bicara dan membahas langkah dan strategi membangun dan memajukan Pariwisata Indonesia pasca-pandemi dan ini harus segera dilakukan atau menjadi top priority,” pungkas I Ketut Ardana yang masih menjadi Ketua Komite Bali and Beyond Travel Fair (BBTF).

Sebagai informasi tambahan, Ketua Umum ASITA 19 71 untuk periode 2020-2024 adalah Artha Hanif berdasarkan Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 26 Oktober 2020 di Serpong, Tangerang, Banten.

Ketika itu Artha Hanif mengalahkan tiga kandidat calon Ketua Umum ASITA (71) lainnya, yaitu I Putu Winastra, Ophan Lamara dan Ben Sukma Harahap dengan total perolehan 148 suara dari total 193 suara sah yang digelar baik offline maupun online.

Sementara itu I Putu Winastra terpilih memimpin Asita 1971 Bali. Pemilik travel KBA Tour yang sebelumnya Sekretaris DPD Asita  Bali (2017-2021) dengan Ketua I Ketut Ardana, didapuk sebagai Ketua DPD ASITA 1971 dalam Musda XIV yang berlangsung di Hotel Hilton, Nusa Dua Kecamatan  Kuta Selatan Badung, Rabu (16/12).

Ada tiga hal yang menjadi prioritas Artha Hanif dan jajaran kepengurusan organiasasi ASITA 1971 yaitu, pembenahan internal organisasi kepengurusan ASITA 1971; membangun potensi sinergis antar-anggota seluruh daerah dari Aceh hingga Papua; dan bertemu dengan Menparekraf usai terbentuknya formatur kepengurusan.

Dalam kepengurusan baru ini ASITA 1971 meminta alokasi anggaran dengan porsi yang pantas kepada Kemenparekraf untuk BPW agar bisa merasakan manfaat yang cukup di saat pandemi ini.

(Adji Kembara/PARADE.ID)

Exit mobile version