Site icon Parade.id

Belajarlah Memahami Orang Lain

Dok: nusantarafoundation.org/Imam Shamsi Ali

Jakarta (PARADE.ID)- Imam Shamsi Ali mengimbau kepada umat lain agar memahami ajaran atau keyakinan orang lain. Bukan justru orang lain yang harus menyesuaikan ajaran atau keyakinan kita.

“Bukan hanya buku-buku di sekolah yang (boleh jadi) tidak sesuai dengan keyakinan/pemahaman teman-teman Kristiani. Al-Quran juga demikian,” katanya, Senin (1/3/2021), di akun Twitter-nya.

“Lalu apakah harus dirubah krn tdk sesuai dengan ajaran/pemahaman kalian? Itulah Urgensi belajar memahami orang lain…bukan orang lain menyesuaikan!” sambungnya.

Menurutnya, biarlah orang Islam sendiri yang akan menilai benar atau tidaknya apa yang diajarkan di sekolah-sekolah tentang apa pun.

Penilaian itu tentunya berdasarkan ajaran Islam, bukan berdasarkan ajaran atau paham agama lain. Kalau agama lain merasa hal itu salah, hormati selama itu benar bagi ajaran Islam.

“Saya yakin jg banyak buku atau pendapat tentang ajaran Islam, termasuk ttg Isa AS, yang diajarkan oleh teman-teman Kristiani yang menurut kami salah. Tapi kami hormat karena memang itulah ajaran Kristiani.”

Pada saat yang sama ia juga mengingatkan agar kita semua tetap menyampaikan ide atau opini berdasar akhlak dan kesantunan. Kesantunan tidak harus mengorbankan idealisme, tapi idealisme juga tidak harus merendahkan akhlak.

“Akhlak adalah esensi Islam. Santun adalah karakter bangsa… Kami akan fokus pada ajaran/paham kami sendiri. Intinya saling menghormati.”

Untuk mengukur benar salahnya pendapat orang lain tentang agama kita, bukan pada apa yang kita yakini dan pahami. Tapi pada keyakinan dan ajaran agama orang lain itu.

“Pendapat orang Islam tentang Injil dipahami berdasarkan apa yg diajarkan Islam. Bukan apa yang diajarkan Kristen.”

Oleh sebab itu, menurut dia, biarlah umat ini sendiri yang mengoreksi benar atau salahnya apa yang diajarkan di sekolah tentang Injil. Selama itu sejalan dengan ajaran Islam, menurutnya itu sudah benar, walau mungkin tidak benar menurut saudara-saudara Kristiani.

“Karena itu bukan berdasarkan pemahaman/tafsiran Kristen.”

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version