Site icon Parade.id

Belajarlah

Jakarta (PARADE.ID)- Perintah saling menasihati itu ada di agama. Jika kamu Islam, maka itu ada di kitab suci, Alquran.

Maka, jika hari ini, ada nasihat, lantas netizen malah bilang: ‘Dasar tukang nyinyir.” Sejatinya, dia sedang bilang ‘Dasar agama Islam tukang nyinyir.’ Atau ketika ada nasihat, lantas netizen komen: ‘Elu ini nyinyir banget.’ Sejatinya, dia sedang bilang, ‘nabi Muhammad adalah orang paling nyinyir sedunia’, karena nabi adalah pembawa risalah tsb. Nabi loh yg membawa risalah saling menasihati.

Kacaunya netizen nyolot ini tidak tahu, jika dia sejak SD, bahkan TK, diajarkan ayat2 tentang saling menasihati ini. Dimana? Coba ingat, waktu kita disuruh ramai2 baca: wal-‘aṣr, innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.

Sayup2 suara anak ramai2 membaca surat ini. Terdengar hingga lapangan, jalanan.

Nah, kenapa netizen sekarang kesal sekali menerima nasihat?

Simpel: karena kita tidak mengenal agama sendiri. Lah, gimana mau kenal, tiap hari cuma sibuuuk melototin layar HP. Lihat baju bagus, lihat orang lagi liburan dimana, pesawat mewah, hotel mewah, dan semua dunia lainnya. Sibuuk menghabiskan waktu nonton hal2 yg entah apa manfaatnya.

Kita sih mau nerima nasihat, kalau itu cocok untuk kita. Wah, pas itu cocok, kita suka banget. Apalagi jika itu bisa digunakan utk nyindir orang lain (mungkin). Atau untuk caption akun medsos foto pamer, postingan akun medsos apalah. Wah, kita bergegas suka. Tapi saat nasihat itu telak menghantam kedunguan, kegoblokan, kita pasti marah.

Sebentar, kalian pasti tidak terima kosakata dungu, goblok?

Lagi2, ehem, netizen hari ini tidak kenal agamanya sendiri. Buka kitab suci kalian, Al Qu’ran, kosakata ‘bodoh’ digunakan di sana berkali2. Konteksnya apa? Merujuk ke orang2 yang menolak kebenaran. Mereka akan sibuk komen, “Kasar banget sih ini.” Wow, dia tidak tahu, Al Qur’an bahkan menyamakan orang dengan binatang ternak, saat orang itu bebal sekali. Jadi Alquran adalah biangnya kasar? Maksud kalian begitu? Ayo, berani nggak bilang itu?

Kalian tahu tidak? Saat kita tidak kenal dengan agama sendiri, kita bisa melanggar sesuatu yang jahat sekali. Misal, suka bergunjing. Ketahuilah: hukum bergunjing, membicarakan aib orang lain itu, bagai memakan bangkai mayat saudara sendiri. Fantastis, netizen sibuk melototin kehidupan artis, selebritis, tokoh2. Kawin-cerai, berita2 penuh aib, dia pelototin. Dia baca, suka sekali, scrol2. Tahu hukumnya dalam agama? Bagai memakan bangkai mayat.

Kita sih merasa kenal sekali dgn agama sendiri, mengaku sering ibadah, dll. Tapi ssst, masih suka bergunjing nggak? Masih suka membaca berita2 aib orang lain? Ini saking kacaunya, nasihat jangan pamer dia bilang nyinyir, ghibah. Eh, pas giliran ngikutin berita artis dia bilang bagus, oke punya. Seriusan? Definisi kamu terbalik sekali.

Dan lebih menarik lagi, kembali lagi ke topik utama tulisan ini, ssst, kita sudah tahu belum, kalau saling menasihati adalah perintah agama? Nah, jika kita memang tidak suka dengan sebuah nasihat, mending unlike, unfollow, unfriend, pergi saja. Diam adalah jalan ninja terbaik. Tidak perlu komen penuh drama, heboh sendiri, lebay; hanya untuk menunjukkan betapa tersinggungnya, sekaligus betapa benarnya nasihat tsb.

Baiklah, mari kita murojaah surah ini, dibaca yang kencang bareng2:

wal-‘aṣr, innal-insāna lafī khusr, illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr.

Yak, Agus, Putri, perhatikan waqaf-nya, diulang sekali lagi….

*Novelis, Tere Liye

Exit mobile version