Jakarta (PARADE.ID)- Politisi partai Gelora, Fahri Hamzah bicara soal feodalisme. Di akhir bicara soal feodalisme, ia pun merasa kasihan kepada Presiden Jokowi, karena sedang ditekan dan dikorbankan. Oleh, yang ia sebut sebagai penjilat.
“Cara pengambilan keputusan yg tepat: Premis 1: banyak anjing menggonggong. Premis 2: pemilu ditunda. Kesimpulan?” cuitannya, Jumat (25/2/2022).
Fahri, dalam ceritanya menuturkan, bahwa turunan dari feodalisme adalah lahirnya masyarakat yang sulit berterusterang. Maka politik sebagai sesuatu yang publik lebih banyak dikelola di belakang layar.
“Dan yang terkatakan jauh lebih sedikit dari yang tidak. Negara sibuk mengelola perasaan tapi abai dengan akal sehat.”
Kata Fahri, ada pemimpin yang mungkin tampak anti feodal dalam tampilan fisiknya yang sederhana tetapi membiarkan orang-orang di sekitarnya bermental feodal; menjilat, menginjak ke bawah, dan selalu berusaha agar “Asal Bapak Senang”.
“Mereka menjilat, memastikan pemimpin memakai mereka selamanya.”
Dalam sejarah politik umat manusia, lanjut Mantan Ketua Wakil Ketua DPR itu, mengatakan pemimpin feodal akhirnya akan ditinggal sendiri. Dan ketika rakyat bangkit marah melawan feodalisme di sekitar kekuasaan biasanya para penjilat kabur duluan, dan setelah mereka kabur pemimpin ditinggalkan sendiri dalam caci maki yang mengerikan.
“Sebab kita sudah menjadi korban feoadalisme berkali2 sebagai bangsa.”
Pemimpin, kata Fahri, harus sadar feodalisme berakhir dengan sadis kepada kehidupan mereka. Ia mengimbau agar menengok sedikit ke belakang nasib pemimpin-pemimpin dunia yang mengerikan; disanjung saat berkuasa, ditinggal sendiri tanpa kuasa, sepi.
“Kita adalah generasi yg ingin demokrasi secara menyeluruh di negeri ini karena trauma dengan pengalaman sejarah yg mengerikan di masa lalu ketika feodalisme mengangkangi kekuasaan dan rakyat jadi korban yg mengenaskan. Ini saatnya kita berterus terang. #StopFeodalisme.!
(Rob/PARADE.ID)