Jakarta (PARADE.ID)- Hari ini, Presiden Amerika Serikat (AS), dikabarkan tengah komunikasi dengan sekutunya, menyoal perkembangan Rusia dan Ukraina. Komunikasi ini bertujuan untuk mencegah upaya Rusia menerjunkan tentaranya di beberapa perbatasan.
“Ada jalan menuju resolusi diplomatik. Tapi Biden juga memperingatkan bahwa Putin bisa saja melancarkan serangan invasi,” kata Biden, Jumat (18/2/2022).
AS merasa khawatir akan hal itu karena tampak tidak percaya dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Rusia, Putin. Di antaranya soal apakah pasukan Rusia benar-benar menarik diri dari perbatasan Ukraina atau tidak. Demikian dikutip nytimes.com.
Soal ini Putin telah menyampaikan bahwa Rusia tidak ada rencana untuk menyerang Ukraina. Atas hal itu, Rusia pun menyebut AS sebagai “teroris informasi”.
Kendati begitu, kabar bahwa telah ada kontak fisik antara kedua Negara (Rusia dan Ukraina) tampaknya bukan isapan jempol. Pasalnya, dari kedua Negara tampak tak menampiknya soal itu.
Kontak fisik itu memanaa pada hari Kamis, kemarin. Disebut kontak terjadi karena “ulah” separatis. Di Ukraina. Separatis ini diduga didukung oleh Rusia.
Kontak itupun dinilai yang paling intens terjadi dalam beberapa bulan belakangan. Sampai-sampai militer Ukraina mengatakan bahwa kontak tersebut memakan korban warga sipil.
Terjadi kontak di taman kanak-kanak. Dan itu tentu memperkuat ketegangan. Ukraina mengecamnya.
Kontak itu memicu perebutan pengaruh diplomatik. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Biden akan mengadakan panggilan telepon dengan para pemimpin trans-Atlantik dalam “upaya berkelanjutan untuk mengejar pencegahan.” Tapi belum jelas siapa yang akan bergabung.
Menteri Luar Negeri Antony J. Blinken pada hari Kamis melakukan perjalanan tidak terjadwal ke New York. Dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow tampaknya sedang menyiapkan panggung untuk serangan. Blinken juga menerima proposal untuk bertemu dengan menteri luar negeri Rusia, Sergey V. Lavrov, akhir pekan depan.
(Irm/PARADE.ID)