Site icon Parade.id

BKNDI Akan Gelar Seminar Nasional Lembaga Pendidikan Keagamaan (Pesantren) se-Indonesia

Foto: konferensi pers terkait seminar Nasional Lembaga Pendidikan Keagamaan (Pesantren) se-Indonesia yang akan diadakan di Jakarta

Jakarta (PARADE.ID)- Lembaga keagamaan atau yayasan seperti pesantren berjumlah sangat banyak di Indonesia. Menyebar hampir seluruh daerah di Indonesia.

Peran pesantren sebagaimana lembaga keagamaan sekaligus pendidikan tentu harus mendapatkan perhatian dari banyak pihak, tak terkecuali oleh pemerintah.

Pemerintah pun tentunya sudah maksimal memperhatikan pesantren dengan kemampuan itu. Akan tetapi, harus diakui tidak semua pesantren di Indonesia terakomodir. Masih ada pesantren yang “dikecualikan”.

Untuk hal itu, Badan Komunikasi Nasional Desan se-Indonesia (BKNDI) berinisiatif membantu peran pemerintah dalam memeratakan perhatiannya kepada pesantren yang dianggap kurang terjamah melalui mimbar bebas atau yang dikenal dengan seminar. Acara seminar rencana akan dilansungkan pada tanggal 24-25 November 2021 di Jakarta.

Ketua panitia seminar, Rusdi mengatakan bahwa acara nanti akan dihadiri lebih dari 300 peserta. Tersebar di hampir daerah di Indonesia. Di antaranya Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timut, Jawa Barat, Papua, Maluku, Jawa Tengah, Sumatra Utara, Riau, dll.

Dalam seminar nanti, akan didiskusikan banyak hal soal masa depan pesantren, misal Bimbingan Latihan Kerja (BLK), dimana akan coba membantu para santri memasuki dunia kerja.

“Nanti akan ada bantuan seperti MCK dan BLK. Dalam BLK sendiri nanti bantuannya seperti bimbingan begitu, yang kemudian akan coba disalurkan (pengelolaan), yang boleh jadi nanti kita coba sounding ke menteri terkait (tergantung basic mereka),” sampainya, saat konferensi pers, Ahad (14/11/2021), di Jakarta.

“Mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh BKNDI ini bisa menjembatani kebutuhan lembaga keagamaan (pesantren) di desa,” sambungnya.

Penerima bantuan atau perhatian oleh BKNDI nanti, diakui oleh Rusdi adalah yang betul-betul telah terverifikasi. Artinya terdaftar secara formil. Hal ini semata-mata agar tidak salah sasaran dalam bantuannya.

“BKNDI pun ikut membantu memverifikasinya (pesantren). Agar betul sampai dalam program yang dilaksanakan oleh BKNDI,” katanya jelas.

Bagi pesantren yang ingin ikut berpartisipasi dalam kegiatan seminar—bantuan, dikatakan olehnya perlu registrasi terlebih dahulu. Sebab menurutnya kegiatan ini memiliki kuota terbatas.

Sementara itu, Sekretaris panitia, Maman, menyebut bahwa acara seminar perlu, karena saat ia meninjau banyak wilayah masih menemukan beberapa pesantren yang kelihatannya prihatin.

Oleh karena itu menurut dia perlu dibantu. Misal di daerah NTB. Di sana harus segera dibantu dan diperhatikan. Bantuan itu bersifat misalnya terkait gedung atau pembangunan.

“Di pesantren sana, bahkan untuk membantu kegiatan pesantren ada yang menjalankan peternakan ikan, kambing, dll,” akunya.

Hal itu pun diakui salah satu pengurus pondok pesantren di Lombok Timur, Prov NTB, Darul Abidin, M al-Azhari. Ia mendukung kegiatan yang akan diadakan oleh BKNDI.

Menurut dia, selain apa yang dipaparkan di atas, ia juga berharap ke depan para santri dapat melek digital sebagaimana mestinya. Hal itu menurut dia salah satunya untuk menghindari informasi-informasi tidak benar atau hoax.

“Sebagaimana visi pesantren, kita juga memiliki visi mencerdaskan anak bangsa. Pesantren membutuhkan sentuhan digital. Agar para santri pun tidak dianggap ‘kampungan’. Mesti seperti anak-anak kota,” harapnya.

“Kami berharap dari acara seminar nanti, bisa menjadi penampung aspirasi untuk akses ke kota, menjadi suatu lembaga yang bisa mengakselerasi program pusat ke daerah,” sambungnya harap.

Penanggung jawab seminar sekaligus Plt Sekjen Viviana Hanifa nanti bahwa seminar diakui juga perlu digelar. Pesantren, kata dia, masih banyak yang belum terjamah seperti pesantren lainnya. Dan maka BKNDI kata dia hadir untuk itu.

BKNDI dalam seminar nanti akan menginformasikan kepada pemerintah, instansi, atau lembaha terkait yang bisa memperhatikan pesantren yang belum terjamah itu.

“Kita fokusnya ke yayasan keagamaan. Mengapa? Karena koordinasi dengan pembina kita wapres, bisa sebagai lokomotif terdepan bagian dari program pemerintah—pesantren. Banyak yang tidak tersentuh. Kami hadir untuk kawal itu. Mudah-mudahan saja bantuan dari pemerintah bisa kita kulik habis. BKNDI sebagai pengawalnya,” bebernya.

Ia pun memohon doa agar acara seminar nanti dapat berjalan lancar.

Ketum BKNDI, Isra A. Sanaky pun berharap sama. Baginya, acara nanti mesti ada output/tujuan peningkatan kualitas pesantren, yang dimana selama ini masij dianggap hanya tempat membahas agama saja. Padahal para santri kata dia bisa selain itu dan bisa menjadi orang hebat. Dan itulah yang menurutnya salah satu tujuan BLK.

“Dasar inilah, kita punya kesempatan langsung bertanya. Tidak hanya dengar orang cerita. Lebih sempurna bicara dengan pemateri,” kata dia.

Acara seminar, tak hanya sebatas seminar saja nantinya. Kata dia akan ada hal pasca itu. Seperti yang disebutkan di atas tadi.

“Apa yang kita perjuangkan ini bukan janji kepada orang. Ini kita perjuangankan ke lembaga negeri. Saya malah mau kumpulkan ulama seluruh Indonesia di istana. Sebab, mohon maaf karena beda warna tidak dikasih. Kita ini mau kikis itu, bahwa program ini dinikmato banyak orang,” ungkapnya.

Tolok ukur dari seminar ini, diakuinya akan dibuat gelombang pertama dahulu. Kalau gelombang pertama ini sudah lancar, dan pastikan sudah dapat apa yang diharapkan, maka akann dibuat gelombang selanjutnya.

Acara seminar nanti diklaim oleh panitia didukung oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin. Bahkan Wapres dinilai antusias. Wapres Ma’ruf nanti juga menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut.

(Sur/PARADE.ID)

Exit mobile version