Site icon Parade.id

Calon Penumpang Kereta Api Protes Harga Rapid Antigen

Yogyakarta (PARADE.ID)- Salah seorang warga Kalurahan Muja-Muju, Kemantren Umbulharjo Kota Yogyakarta cukup kesal, lantaran harga rapid antigen yang dinilainya mahal.

Ia menyatakan cukup berat dengan biaya rapid itu, karena menurut dia, secara harga sangat membebaninya yang hanya menggunakan kereta api kelas ekonomi.

Warga yang mengaku bernama Nanang (usia 37 tahun) itu akan melakukan perjalanan ke Jakarta menggunakan Kereta Api tapi diminta harus melakukan rapid antigen dulu. Sementara harga rapid antigen di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta seharga Rp45 ribu.

“Kemarin saya mau ke Jakarta naik kereta Bengawan, harga tiket Rp74 ribu. Tapi tetap diminta rapid antigen seharga Rp45 ribu. Bukan harga ya masalahnya, tapi harga rapidnya lebih dari setengah harga tiket,” ujar Nanang, Ahad (24/10/2021).

Menurutnya, bukan hanya ia saja penumpang kereta api ekonomi ke Jakarta saja yang kecewa dengan perbandingan harga itu. Ada beberapa penumpang lain yang juga kecewa.

Karena kecewa dengan sistem perbandingan harga tiket kereta dengan biaya rapid antigen itu, Nanang mengaku bersama beberapa orang penumpang yang kecewa lebih memilih menumpang mobil Hiace atau travel yang akan balik ke Jakarta setelah liburan akhir pekan kemarin.

Menurutnya, dengan menumpang mobil yang akan balik ke Jakarta dengan tanpa penumpang itu, per orang hanya perlu bayar Rp 60 ribu tanpa prosedur yang menurutnya bertele-tele seperti kereta api.

Menurut Nanang, PT KAI yang mengkelola perjalanan menggunakan jasa kereta api melakukan monopoli harga vaksin rapid antigen.

Berkat keterbukaan informasi di Pemerintah Kota Yogyakarta yang beberapa waktu lalu menerima bantuan 4 mobil Toyota Hiace untuk vaksin dan 1 mobil Toyota Innova Reborn untuk mengangkut tenaga pendukung, rapid antigen dan oksigen konsentrator dari OJK, Bursa Efek, dan lembaga keuangan serta lembaga permodalan, Nanang menjadi tau harga rapid antigen itu berapa.

“Kebetulan saya juga aktif di kumpulan warga, kami tau berita Pemkot Jogja dapat bantuan 10.000 rapid antigen seharga Rp175.000.000. Artinya kan per rapid antigen harga dasarnya Rp17.000. Lha kok di luar termasuk di stasiun yang ini fasilitas publik bahkan untuk menengah kebawah harganya hampir 3 kali lipat,” tambahnya.

Nanang mengaku ia bukan warga yang punya status tinggi di masyarakat, pekerjaan pun apa adanya karena pendidikan sederhana. Dengan latar belakang itu, ia mengaku tidak tau harus mengajukan keluhan kemana.

“Ini aja kebetulan ketemu njenengan nggak sengaja diangkringan sini mas, mangkanya saya cerita semuanya. Siapa tau temen-temen media bisa bantu menyuarakan apa yang saya alami ini,” imbuhnya.

Melelui media massa ini, ia berharap media bisa membantu menyuarakan suara masyarakat kecil yang tidak tau apa-apa dan memiliki kemampuan seadanya. Selain itu ia juga berharap rekan-rekan media tidak lelah untuk melakukan ‘srawung’ ke warga untuk menjaring suara hati warga kecil seperti Nanang.

(Bay/PARADE.ID)

Exit mobile version