Jakarta (parade.id)- Apa yang disampaikan capres nomor urut 2, Prabowo Subianto pada debat pertama, kemarin malam, menyangkut hukum dan HAM, tampaknya mesti dicatat baik-baik. Pasalnya, Prabowo mengaku bahwa selama ini, sejak ia muda, ia telah memperjuangkan hukum dan kedaulatan—sampai mengaku mempertaruhkan nyawanya.
“Kita sadar, dan saya sadar, sejak muda saya telah mengangkat sumpah, untuk membela Pancasila dan UUD 45. Di dalam UUD 45, di situ, para pendiri-pendiri bangsa kita mendirikan sebuah republik. Republik itu harus didasarkan atas hukum dan kedaulatan rakyat. Itulah perjuangan saya selama ini. Dan saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya untuk membela demokrasi dan HAM,” ia menegaskan.
“Kami menempatkan hukum, HAM, perbaikan pelayanan pemerintahan, pemberantasan korupsi, perlindungan terhadapa semua kelompok masyarakat sebagai sesuatu yang sangat penting. Karena itu, dalam visi misi kita, hal-hal ini ditaruh di paling atas,” katanya lagi.
Ia paham, mengerti masih banyak kekurangan tetapi katta dia kita harus bersyukur di tengah dunia yang penuh tantangan ketidakpastian, di mana terjadi perang di mana-mana, di mana Negara-negara begitu banyak terjadi perang saudara, kerusuhan—Indonesia masih aman.
Indonesia masih damai. Indonesia masih terkendali. Harga-harga msih terkendali. Ekonomi rakyat kata dia pun masih aman, karena kepemimpinan, karena managemen Negara yang berhasil.
“Apakah di tengah 280 juta rakyat, masak tidak ada kekurangan? Tetapi kita harus arif, dewasa, dan kitta tidak boleh munafik—pemimpin itu harus memberi contoh,” katanya.
Prabowo-Gibran, kata Prabowo akan memperbaiki yang harus diperbaiki. Akan menegakkan apa yang perlu ditegakkan. Prabowo-Gibran juga katanya bertekad memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya.
“Program kita baik. Tujuan kita baik. Keinginan kita baik. Mari kita berbuat kebaikan demi rakyat kita. Kita butuh persatuan dan kesatuan. Kita tidak pelru saling menghasut. Saling mencela. Saling menghina. Demi rakyat yang kita cintai, kita butuh kesejukan. Ketenangan, kerukunan. Kita Negara majemuk. Kita Negara ratusan kelompok-etnis. Berbagai agama besar. Pemimpin harus sejuk. Pemimpin harus dewasa,” imbuhnya.
(Rob/parade.id)