Site icon Parade.id

Dahulu, KPK Dihuni Para Jenggo, Benarkah?

Foto: gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengatakan bahwa dahulu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikuasai oleh para jenggo yang kerjaannya berpolitik di dunia massa dan opini publik sambil tunjuk jago, bahwa mereka adalah satu-satunya harapan. Jenggo sendiri kalau boleh diartikan secara umum ialah orang yang memiliki ambisi cukup kuat atau orang yang tak henti-hentinya berupaya meraih apa yang diinginkan dalam hidup.

Efek atas itu (jenggo), kata Fahri, adalah kerusakan sistem yang tak tertangani, pencegahan tak dijalani dan akhirnya semua berakhir sebagai tirani.

“Sampai kapanpun saya akan berusaha secara konsisten membela perbaikan sistem karena itulah warisan terbaik kita dlm bernegara. Demokrasi kita adalah warisan termahal, ia harus diselamatkan dgn segala cara. Jadi sy tidak bela @KPK_RI sampai ia komit bengun sistem. Itu bedanya!” kata dia, Rabu (13/7/2022).

Demokrasi adalah satu ikhtiar membangun sistem, sesulit apa pun kita, kata dia, harus membangun kerangka sistem yang bisa bekerja dalam segala situasi, sehingga dapat diwariskan dari waktu ke waktu. Orang-orang boleh datang silih berganti tetapi sistemnya permanen tetap ada.

“Itulah mimpi setiap negara demokrasi yang percaya bahwa kemajuan suatu bangsa tidak boleh dititipkan kepada segelintir orang jagoan-jagoan dan Superman tetapi kepada mekanisme yang baku yang membuat kita dapat meneruskan perjalanan dari waktu ke waktu,” tertulis demikian di akun Twitter-nya.

Hal itu, kata politisi Gelora tersebut, menjadi tugas berat KPK yang sekarang. Meskipun tidak ada lagi tepuk tangan untuk jenggo-jenggo dan orang-orang hebat tetapi dari waktu ke waktu kita menciptakan aktor-aktor baru dalam sistem yang memperkuat orkestra pemberantasan korupsi secara sistemik.

Sebab, menurutnya, kesabaran membangun sistem jauh lebih besar makna dan manfaatnya bagi negeri ini dibandingkan dengan hingar bingar popularitas, dan itulah ujian paling berat KPK sekarang.

“Ini berbeda dengan yang lalu, yg penuh tepuk tangan mengharu biru. Terus berjuang teman-teman di KPK, kalian adalah penegak hukum maka teruslah bekerja di bawah panji-panji hukum negara demokrasi kita. Merdeka!”

Di cuitan sebelumnya, ia memuji sikap KPK, soal adanya Pimpinan yang mundur karena kasus etik. Menurut Fahri, ini pertanda baik karena KPK sebagai penegak hukum semakin menjunjung tinggi profesionalitas dan menghindari jebakan politik.

(Rob/PARADE.ID)

Exit mobile version