Jakarta (PARADE.ID)- PT Data Center Infrastruktur (DCI) Indonesia mengumumkan telah mengoperasikan data center ketiga (JK3) dengan kapasitas sebesar 12 MW di awal bulan Juni 2020. Data center tersebut diklaim telah menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk mengoptimalkan kinerja data center mereka.
“Dengan penggunaan AI, DCI dapat mengurangi kesalahan manusia dan juga mencapai waktu kerja yang efektif dan efisien,” demikian keterangan PT DCI Indonesia kepada Cyberthreat.id, Senin (22 Juni 2020).
AI yang diterapkan DCI seperti computerized maintenance management system yang berguna untuk mengolah manajemen aset data center; penggunaan cooling management yang dapat mengontrol Computer Room Air Conditioner (CRAC); serta penggunaan predictive sensors untuk mendapatkan data yang bisa memberikan peringatan “ketika fasilitas data center mengalami insiden di luar kemampuan manusia”.
Sebelumnya, PT DCI telah mengoperasikan tiga gedung data center yakni; JK1 dengan kapasitas 3 MW, JK2 dengan kapasitas 7 MW, dan JK3 dengan kapasitas 12 MW. DCI sekarang memberikan total beban IT 22 MW yang diklaim telah memenuhi standar operasional global untuk pasar Indonesia.
“DCI menawarkan konektivitas ke lebih dari 22 penyedia layanan jaringan dan beberapa global cloud providers, memungkinkan pelanggan untuk secara bebas memilih sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.”
Service Organization Controls 1 dan 2
PT DCI juga mengklaim sebagai data center pertama di Indonesia yang memperoleh Service Organization Controls (SOC)1 tipe 2 dan SOC 2 tipe 2 berdasarkan standar American Institute of Certified Public Accountants (AICPA).
Laporan SOC 1 tipe 2 memberikan entitas pengguna perusahaan beberapa jaminan bahwa informasi keuangan ditangani dengan aman sekaligus menunjukkan kontrol perusahaan beroperasi secara efektif selama periode tertentu.
SOC 2 tipe 2 adalah kerangka kerja untuk membantu organisasi layanan mendemonstrasikan cloud dan kontrol keamanan data center dan dikembangkan sebagai laporan yang hanya berfokus pada keamanan: Cybersecurity, Availability, Processing Integrity, Confidentiality dan Privacy.
“DCI juga telah menerapkan high density pada setiap kabinet khususnya di gedung JK3.”
High-density rack merupakan istilah untuk kabinet yang memiliki IT load sangat tinggi hingga lebih dari 10 kW per kabinet. Dengan demikian, kabinet tersebut lebih powerful, memiliki performa lebih baik sehingga mampu menangani beban kerja maupun computing yang lebih berat dari biasanya.
DCI juga memiliki 3 lapisan perlindungan kebakaran yang mencakup VESDA sebagai pendeteksi asap, penekan gas inergen, dan dry pre-action dry pipe sprinklers.
“Untuk mencapai pusat data, setiap orang harus melalui empat zona keamanan yang mencakup 10 lapisan keamanan,” tulis DCI.
Diantara lapisan keamanan adalah: pagar perimeter ganda dan mantrap.
Untuk memiliki Power Utilization Effectiveness (PUE) terendah di wilayah ini, DCI menggunakan Air Handling Unit (AHU) dengan teknologi fan wall yang memenuhi persyaratan untuk data center hyperscale.
(Cyberthreat/PARADE.ID)