Site icon Parade.id

Deklarasi Kaukus Aktivis 80-90 untuk AMIN

Foto: Deklarasi Kaukus Aktivis 80-90 untuk AMIN, Selasa (19/9/2023), di Jakarta

Jakarta (parade.id)- Deklarasi Kaukus Aktivis 80-90 untuk AMIN, atau Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Jalan Brawijaya X, Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dihadiri puluhan aktivis kawakan.

Juru Bicara Kaukus Aktivis 80-90, Asep Kusmana (Cusmin) mengungkap alasan mengapa mendeklarasikan AMIN pada hari ini.

“Kita berkumpul di sini karena rakyat butuh aktivis kawakan untuk menyuarakan kebenaran. Ini eksponen gerakan mahasiswa pro demokrasi, gerakan kritis yang melawan Orde Baru (Orba), dari berbagai kota di Indonesia. Kami semua rela turun gunung,” kata dia.

Deklarasi ini kata dia memiliki tujuan, yakni perubahan, agar keadilan sosial yang ada saat ini tidak lagi diaplikasikan minimalis.

“Semua program bantuan ekonomi  hanyalah remah-remah dari prinsip kesejahteraan, pejabat melihatnya sebagai kebaikan hati, bukan sebagai tanggung negara. Siapa yang menerima, berapa besar, bagaimana caranya, ya, suka-suka pemerintah, bukan melihat kebutuhan masyarakat,” kata dia.

Rezim ini kata dia sama saja seperti telah mengkhianati Pancasila.

“Padahal propagandanya ‘Pancasila adalah Kita’. Tapi faktualnya nilai-nilai Pancasila tidak berlaku ketika berhadapan dengan kepentingan investasi, baik itu pemodal domestic maupu pemodal asing,” katanya.

“Kita bisa lihat Kita bisa lihat kasus Wadas, Kendeng dan terbaru Rempang. Bahkan seorang panglima TNI mengeluarkan pernyataan konyol; dia akan menurunkan prajuritnya utk memiting warga Rempang yg menuntut haknya,” sambungnya.

Dikatakan, duet AMIN wujud mimpi aktivis 80-90 an. Baik Anies dan Muhaimin, adalah tokoh yang lahir dari aktivisme kampus.

“Sebagian sahabat kami telah pergi selamanya. Kami, melalui AMIN akan menitipkan cita-cita mereka. Tidak ada pamrih pribadi, sama sekali bukan itu. Bagi kami sudah cukup anak cucu kami akan mengalami perubahan yang lebih baik,” pungkasnya.

Juru Bicara Anies Baswedan, Sudirman Said menerima deklarasi dukungan para aktivis kawakan ini. Dia yakin, dukungan aktivis yang punya karya fenomenal selama ini akan menambah kekuatan AMIN.

“Luar biasa mereka tak berhenti berpikir bagi bangsa dan negaranya. Pak Anies dan Pak Muhaimin bagian dari dunia aktivisme kampus. Jadi gerakannya akan nyambung,” kata Sudirman.

Menurut dia, AMIN adalah kombinasi duet pemikiran dan ceruk suara yang saling melengkapi. Sama-sama aktivis. Bahkan kehadiran PKB dan Muhaimin akan memperkuat jaringan aktivis mahasiswa dan tentunya akar rumput Nahdlatul Ulama (NU).

“Anies kuat di luar Jawa, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten. Gus Muhaimin kuat di akar rumput nahdliyin Jawa Tengah dan Jawa Timur,” katanya.

Dalam deklarasi, dibacakan manifesto aktivis 80-90 sebagai bentuk dukungan kepada AMIN. Disebutkan pada isi manifesto itu, bahwa selama 78 tahun Indonesia merdeka dan 25 tahun usia reformasi, nasib rakyat tidak banyak berubah.

Di bawah rezim Jokowi yang sudah berkuasa 2 periode, 10 tahun, pun tidak mampu mengangkat kesejahteraan rakyatnya. Mestinya masa berkuasa Jokowi cukup untuk itu.

“Namun, itu tak kunjung pernah terwujud. Untuk menggambarkan kesejahteraan rakyat hari ini, kita bisa meminjam disksi yang biasa diucapkan Jokowi sendiri, bahwa kondisi sekarang tidak sedang baik-baik saja,” demikian isi manifesto.

“Hari ini kita menyaksikan jeritan rakyat, karena harga beras yang terus merangkak naik. Rakyat kelas bawah sudah kesulitan membeli beras. Bahkan untuk beras kualitas rendah sekalipun. Padahal masalah beras adalah hal fundamental bagi rakyat. Ini soal hidup dan mati.”

(Rob/parade.id)

Exit mobile version