Site icon Parade.id

Dewan Pembina Minta Seluruh Kader Golkar Persiapkan Diri untuk Menghadapi Pemilu

Foto: dok. akun Twitter Aburizal Bakrie

Jakarta (parade.id)- Dewan Pembina Partai Golkar meminta seluruh kader Partai Golkar untuk mempersiapkan diri dengan melakukan kerja politik yang berkesinambungan dan terstruktur/sistematis untuk menghadapi pemilu serentak, Pilpres, Pileg, dan Pilkada pada 14 Februari 2024 dan 27 November 2024.

Dewan Pembina juga meminta seluruh kader untuk terus meningkatkan soliditas, komunikasi, dan koordinasi di setiap lini baik secara vertikal maupun secara horizontal. Di samping melakukan kerja politik yang massif.

“Ini untuk mencapai target yang sudah ditetapkan yaitu mengusung capres sendiri @airlangga_hrt dan menang di Pilpres, meraih 20 % jumlah kursi atau setara 115 kursi di DPR, dan memenangkan 60 % Pilkada,” demikian cuitan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Kamis (1/9/2022).

Rapat yang digelar di Kantor Golkar, di Graha Soedarmono Slipi, kemarin itu, selain membincangkan masalah internal, Dewan Pembina Partai Golkar juga membahas berbagai hal, seperti minimnya ruang kaum cendekiawan di berbagai organisasi politik.

“Karenanya kami menyarakan agar Partai Golkar memulai memberikan ruang lebih besar bagi cendikiawan dalam pembahasan berbagai masalah kebangsaan. Sejarah mencatat peranan besar kaum cerdik pandai dalam proses kemerdekaan Republik Indonesia.”

Selain itu Dewan Pembina Partai Golkar menangkap kesan, bahwa saat ini Pancasila seperti tak diperlukan lagi di era reformasi dan di era kemajuan teknologi dan informasi (disrupsi teknologi) yang demikian pesat.

Padahal Pancasila sangat dibutuhkan, karena Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup, norma dasar, dan kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia yang berbeda-beda tapi satu jua (Bhineka Tunggal Ika).

“Kami juga sangat prihatin dengan semakin minimnya penghayatan dan pelaksanaan nilai2 Pancasila. Padahal Golkar didirikan untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Kami menilai masih terdapat jurang yg lebar antara idealitas Pancasila dg realitas kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.”

(Rob/parade.id)

Exit mobile version