Jakarta (parade.id)- Di 25 tahun reformasi ini, Stafsus Wakil Presiden Gatot Prio Utomo mengatakan perlu untuk dilakukannya reformasi birokrasi. Sebab Gatot, meski demokrasi membaik tetapi jika birokrasi tidak dibenahi secara terarah, Indonesia ke depan akan semakin memprihatinkan. Hal itu kata dia sebagai kelanjutan dari reformasi politik.
“Contoh kasus pemborosan anggaran hingga Rp500 triliun yang sempat ramai diperbincangkan beberapa waktu lalu. Kendati disebut pemborosan anggaran tak sebesar itu, namun hal itu kerap terjadi akibat birokrasi yang tidak efektif,” kata Gatot, Kamis (18/5/2023), dalam webinar 25 tahun reformasi yang digelar Gerakan Bersama Indonesia.
“Bagaimana bisa mengentaskan kemiskinan hanya dari selesainya rapat? Dan itu masih masuk indikator performance, bukan bagaimana persoalannya selesai. Oleh karena itu kinerjanya kita perlu benahi, antara proses perencanaan dan penganggaran tidak nyambung, bagaimana dengan turunannya? Itu PR yang luar biasa besar di birokrasi,” sambung Gatot.
Setelah sistem birokrasi dibenahi, Gatot menegaskan perlunya pembenahan sumber daya manusia (SDM) birokrasi agar berintegritas.
“Kita boleh punya investasi teknologi yang luar biasa di birokrasi, SOP paling hebat, tools paling canggih, tapi tanpa manusia yang punya karakter yang bagus, akan sia-sia,” pungkas Gatot.
(Rob/parade.id)