Jakarta (parade.id)- Elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik. Ganjar-Mahfud terus terun. Demikian hasil survei LSI Denny JA.
Kenaikan elektabilitas hingga terakhir (akhir November), 42,9 persen. Sebelumnya (awal November), 30,3 persen. Tapi, di bulan Oktober 2023, elektabilitas Prabowo-Gibran sempat turun dari sebelumnya (September): dari 39,3 ke 36,8 persen.
Ganjar mengapa terus turun, karena sejak menuju Oktober hingga akhir November, persentasenya merosot. September misalnya, ia mendapatkan 36,9 persen.
Namun, setelah itu, di bulan Oktober, persentase Ganjar-Mahfud menjadi 35,3 persen. Pun setelahnya, 28,6 persen—hingga terbaru hanya 24,9 persen. Dan itu yang membuat selisih elektabilitasnya dengan AMIN menjadi sangat kecil. Hanya 0,9 persen (24%).
Hampir sama dengan Prabowo-Gibran, AMIN mengalami terus kenaikan. Dari September yang hanya 15 persen, menjadi 24 persen. Sejak September-akhir November, AMIN konsisten naik 2-3 persen.
Kalau bicara satu putaran, maka Prabowo-Gibran, menurut LSI Denny JA, membutuhkan 7,2 persen suara lagi, karena mesti lebih dari 50 persen suara. Hal itu berdasarkan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 416 ayat 1.
“Pasangan calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari ½ (setengah jumlah provinsi di Indonesia,” demikian bunyi UU tersebut.
Sementara, kalau bicara dua putaran, maka AMIN dan Ganjar-Mahfud pun sama-sama membutuhkan lebih banya suara daripada Prabowo-Ganjar.
AMIN misalnya, membutuhkan 9,3 persen suara lagi (dari 24 persen). Sedangkan Ganjar-Mahfud, membutuhkan 8,4 persen suara lagi (dari 24,9 persen). Hal tersebut berdasarkan UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 416 ayat 2.
“Dalam hal tidak ada Pasangan Calon terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 2 (dua) Pasangan Calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua dipilih kembali oleh rakyat secara langsung dalam pemilu Presiden dan Wakil Presiden,” demikian bunyi UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 416 ayat 2.
Namun, tambahan persentase Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran (7,2%) lebih kecil dibandingkan Ganjar-Mahfud untuk lolos ke putaran kedua (8,4%) atau Anies-Muhaimin Lolos Putaran Kedua (9,3%).
Kesimpulan dari survey LSI Denny JA, pertama, Prabowo-Gibran di ambang kemenangan karena selisih elektabilisnya di atas 18 persen terhadap kompetitor, dan terus menanjak. Kedua, Ganjar-Mahfud melalukan blunder yang fatal karena menyerang Jokowi, menyebabkan eksodus pemilih yang puas atas Jokowi
secara signifikan.
Ketiga,selisih Ganjar dan Anies terus menerus mengecil, dan tersisa jarak di bawah 1 persen. Keempat, jika tak ada perubahan strategi menyerang Jokowi, Ganjar dapat dikalahkan Anies dan tersingkir di putaran pertama.
Kelima, Pilpres dapat berlangsung satu putaran jika dalam 2 bulan ini Prabowo-Gibran dapat tambahan suara 7,2 persen. Dan keenam, tambahan suara yang diperlukan Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran lebih kecil dibandingkan tambahan suara yang diperlukan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin untuk Lolos ke putaran kedua.
(Rob/parade.id)