Jakarta (parade.id)- Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) baru-baru ini menyelenggarakan acara Festival Kelas Pekerja Depan Pabrik-Lawan PHK Ilegal di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Ketua Majelis Nasional FBTPI Zainal Abidin dengan sapaan akrab Salman menjelaskan mengapa festival itu diselenggarakan.
“Festival ini berangkat dari keadaan yang terjadi pada 39 buruh yang bekerja di PT Maruni Daya Sakti (MDS) yang beralamat di Kapuk, Jakarta Barat. 39 buruh itu mengalami tindakan PHK ilegal yang dilakukan oleh pengusaha,” kata dia, kepada media.
Menurut Salman, tindakan perusahaan itu merupakan tindakan sewenang-wenang terhadap anggota FBTPI-KPBI. “Buruh sudah jelas menjalani aturan hukum yang berlaku, yaitu sesuai dengan Nota Penetapan dari Sudinakertrans Jakarta Barat, yang menyatakan kerja kontrak dan outsourcing pada pekerja di PT MDS tidaklah sah atau melanggar aturan hukum yang berlaku,” ungkapnya.
Namun, Salman melanjutkan, nota tersebut malah dijawab oleh perusahaan dengan tindakan PHK sepihak. Bahkan kabar terbaru buruh yang sedang berjuang disebutnya mendapatkan tindakan intimidasi dan upaya kriminalisasi.
“Akan tetapi, bak besi dipukul dengan palu buruh yang sedang berjuang malah terbentuk mental dan semangatnya. Kami kaum buruh masih tetap yakin akan perjuangan aksi massa dan selalu berupaya seribu macam cara untuk kemenangan atas perjuangan ini,” katanya.
Perjuangan 39 orang anggota FBTPI-KPBI itu, selain didukung oleh organisasi, juga didukung oleh Partai Buruh.
Festival ini juga menurut Salman adalah suatu upaya bahwa perjuangan kelas pekerja harus menggunakan segala macam cara untuk mencapai kemenangannya. Semangat Festival Kebudayaan ini ialah suatu bentuk perjuangan buruh yang juga itu adalah perjuangan rakyat Indonesia.
“Sebagaimana kalimat yang kami ilhami bahwa, ‘Seni itu harus berpolitik, karena politik kelas pekerja adalah panglima’, serta slogan kelas pekerja yang kami percayai, ‘Buruh Berkuasa Rakyat Sejahtera’,” ia menegaskan.
“Atas dasar prinsip tersebutlah kami menyelenggarakan Festival Kelas Pekerja yang dalam prinsipnya yaitu menghimpun partisipasi rakyat Indonesia untuk bersimpati pada perjuangan dan berjuang bersama menghapus mata rantai penindasan pada rakyat Indonesia,” ia melanjutkan.
Festival ini akan diramaikan dengan berbagai macam kegiatan kebudayaan rakyat yaitu puisi, teatrikal, musik, pengajian (Qori), pesan solidaritas. Paling penting dari kegiatan ini ialah, kelas pekerja mengadakan Posko Kesehatan dengan mendatangkan tenaga medis dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul yang terhimpun dalam komunitas Rakyat Berhak Sehat yang merupakan sel kerja Liga Mahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi (REHAT – LMID.
Kegiatan kali ini juga menyediakan Posko Sekolah PKBM agara masyarakat dapat mengakses ijazah Paket Gratis. Hal ini merupakan kebutuhan yang pokok bagi masyarakat sekitar perusahaan yang tidak pernah diberikan oleh perusahaan PT MDS.
“Kami mencoba menghimpun dan menjawab berbagai macam persoalan yang dihadapi rakyat dengan mendirikan posko cek kesehatan dan posko pendidikan paket gratis. Tepat pada hari ini, demi memperhebat dan menyatukan segala unsur rakyat tertindas,” pungkasnya.
(Rob/parade.id)