Surabaya (parade.id)- Anggota DPRD Fraksi Partai Demokrat Jawa Timur (Jatim) Zaenal Abidin mengkritisi kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar baru-baru ini. Atas kebijakan itu, masyarakat telah terkena dampak atau imbasnya.
“Keputusan pemerintah menaikkan BBM beberapa waktu lalu berimbas terhadap nasib warga di Madura, khususnya di kepulauan. Kelangkaan BBM jenis solar dialami oleh warga kepulauan di Madura,” keterangannya kepada media, kemarin.
Masyarakat kepulauan yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan itu kata dia tidak lagi mampu beraktifitas karena kesulitan mendapatkan solar, terlebih sejak ada kenaikan harga BBM oleh pemerintah.
Selain itu, dampak dari keputusan kenaikan BBM itu berimbas pada kelangkaan solar, terlebih bagi masyarakat kepulauan.
“Harus dipikirkan pemerintah bagaimana mengatasinya,” tambahnya.
Kendati kenaikan harga BBM tidak berdampak terhadap aktivitas usaha trip penangkapan dan jumlah tangkapan, namun ia berdampak pada harga jual ikan yang rata-rata naik 13 persen, biaya operasional rata-rata naik 27, 51 persen, dan proporsi BBM terhadap total biaya rata-rata naik 4,99 persen.
Kenaikan harga BBM kata dia juga berdampak kepada ekonomi rumah tangga yang mengalami peningkatan pengeluaran 12,37 persen, sedangkan pendapatan rumah tangga juga mengalami penurunan 15, 23 peren bagi masyarakat di kepulauan,” ungkap Anggota Komisi E DPRD Jawa Timur ini.
Zaenal Abidini juga memberi contoh kesulitan masyarakat kepulauan di Madura,salah satunya di Kangean. Para nelayan di pulau itu, kata Zaenal Abidin saat ini dalam kesulitan, selain tidak mendapatkan BBM untuk keperluan perahunya juga diiringi dengan kenaikan sejumlah harga kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako).
“Kehidupan warga kepulauan Kangean benar-benar susah. Pendapatan tidak ada malah harga sembako naik dan tentunya kemiskinan akan tinggi,” ungkapnya lagi.
Zaenal Abidin menambahkan pihaknya berharap pemerintah juga harusnya mengubah regulasinya dalam memberikan pembatasan pembelian BBM solar bagi nelayan.
“Saya juga mengambil contoh kalau nelayan pancing itu dibutuhkan bbm solar 40 liter. Sedangkan nelayan hanya diperbolehkan beli hanya maksimal 20 liter. Ke depan saya berharap regulasi ini dihapus, karena pemenuhan kebutuhan BBM solar harus dipenuhi seutuhnya oleh negara,” tandasnya.
(Verry/parade.id)