Site icon Parade.id

FSPMI Akan Mogok Nasional jika Aksi Tanggal 14 Februari Tidak Direspons Baik oleh PLN

Foto: logo FSPMI

Jakarta (parade.id)- Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) akan melakukan mogok nasional jika aksi pada tanggal 14 Februari nanti tidak direspons dengan baik oleh PLN. Hal itu disampaikan Presiden FSPMI Riden Hatam Aziz, saat konferensi pers secara virtual, Ahad (12/2/2023).

“PLN ini kan BUMN. Mengurus hajat orang banyak. Saya sedang berpikir, memikirkan satu titik, di mana kita perlu melakukan mogok nasional. Artinya, kita setop aktivitas PLN—itu akan saya ambil, ketika persoalan-persoalan ini tidak direspons dengan baik,” ujarnya.

“Coba bayangkan, kalau seluruh tenaga alih daya setop, akan gelap gulita ini negeri. Maka akan padam semua wilayah. Maka ketika listri tidak ada, saya rasa roda perekonomian pun akan lumpuh,” sambungnya.

Namun sebenarnya, ia sebagai presiden tidak menginginkan hal itu dilakukan. “Tapi ketika, manakala dirut PLN tidak memperhatikan ini, maka tidak ada pilihan lain. Sebab bagi kami akan terus melakukan perjuangan,” kata dia.

“Saya pastikan setelah tanggal 14 Februari, tidak ada respons yang positif, saya pastikan akan berkelanjutan, makin membesar. Dan kami juga nanti mungkin akan buat tenda juang di depan Kantor PLN Pusat. Jadi ada dua jika aksi besok tidak direspons dengan baik: bikin tenda juang di depan Kantor Pusat PLN dan aksi di BUMN secara besar-besaran,” kata dia lagi.

Di saat ditanya apakah sudah pernah melakukan pertemuan dengan pihak PLN, Riden menjawab sudah. Pertemuan itu kurang lebih lima bulan lalu.

Dalam pertemuan itu, Riden selaku presiden dan tim (kurang lebih 8 orang) bertemu dengan Direktur SDM PLN. PLN dengan tim lengkap.

Riden mengatakan bahwa waktu itu sudah ada kesepahaman, bahwa persoalan-persoalan yang ada dibahas oleh tim tersebut. Saat itu ia sebagai presiden mendelegasikan kepada Slamet (Sekum Serikat Pekerja Elektronik dan Elektrik) untuk bernegosiasi.

Di PLN mereka juga bawa tim. Level manajer. Melakukan diskusi di mana melakuka pertemuan itu sebanyak 5-7 kali.

“Tapi dari hasil pertemuan itu tidak menghasilkan apa-apa, dengan alasan tidak memiliki kapasitas,” katanya.

Namun, menurut Riden, hal itu menurut tidak masuk akal. Tidak logis. Riden pun menganggap itu sebagai “pelecehan”. Satu hal yang sangat tidak bagus yang dilakukan sebuah perusahaan besar (BUMN).

“Maka dari itu lah, sikap FSPMI kembali ke semula, yakni unjuk rasa,” katanya.

Riden pun kembali menegaskan dan memastikan, jika pada aksi unjuk rasa pada tanggal 14 Februari 2023 tidak meresponsnya dengan positif, maka akan ada aksi lanjutan. Aksi itu akan dilakukan di Kementerian BUMN.

Namun ia berharap, pada tanggal 14 Februari itu, PLN memberikan respons positif.

“Kalau sudah ada itu, kami tidak akan melakukan aksi lanjutan. Sebab aksi itu bukan tujuan. Itu strategi kami. Jika tidak direspons, saya pastikan, bisa jadi minggu selanjutnya (Selasa), bisa saja hari Rabu. Tapi saya pastikan seminggu setelahnya pasti kami akan ada aksi besar di kantor BUMN,” tegasnya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version