Site icon Parade.id

Gempuran Pasukan Rusia di Tengah Evakuasi Warga Ukraina

Foto: dok. nytimes.com

Jakarta (PARADE.ID)- Pemerintah Ukraina terus mengevakuasi warganya, terutama di Mariupol, di tengah gempuran pasukan Rusia yang menghancurkan bangunan tempat tinggal dan menghancurkan infrastruktur.

Pendetan Ortodoks setempat, memimpin evakuasi di sana. Ia membawa 100 ton obat-obatan dan makanan.

“Tapi jalan sepanjang 50 mil itu dipenuhi ranjau darat dan diterpa oleh pertempuran sengit. Setiap upaya untuk mengirimkan pasokan ke Mariupol sejak perang dimulai. Tapi kami akan mencoba lagi,” kata Presiden Volodymyr Zelensky.

“Sampai kita bisa membantu orang-orang kita, karena merema adalah milik kita. Mariupol kami. Mariupol yang heroik,” sambungnya, dikutip nytimes.com.

Di Mariupol puluhan orang terbunuh, setelah kota pesisir itu dikepung oleh pasukan Rusia. Rusia memperluas targetnya dengan menyerang sebuah pangkalan di Ukraina barat sekitar 12 mil dari perbatasan Polandia dan pasukan NATO.

Evakuasi atau bantuan di sana menjadi prioritas pemerintah Ukraina. Prioritas ini pun lahir di tengah perundingan kedua negara.

Adapun perkembangan baru terkait keduanya sebagai berikut:
Rusia dikatakan telah meminta China untuk peralatan militer dan dukungan ekonomi. Tapi Gedung Putih telah memperingatkan bahwa dukungan militer langsung atau upaya skala besar untuk membantu Rusia menghindari sanksi ekonomi akan memiliki konsekuensi.

Penasihat keamanan nasional Presiden Biden, Jake Sullivan, pun dijadwalkan bertemu dengan diplomat top China, Yang Jiechi, di Roma pada Senin.

Atas hal itu, pejabat Ukraina mengisyaratkan kemajuan dalam negosiasi dengan Kremlin dan mengenyampingkan kemungkinan pertemuan antara Presiden Vladimir V. Putin dan Zelensky.

“Pembicaraan antara Rusia dan Ukraina akan segera dimulai. Kedua belah pihak mengatakan bahwa kesenjangan dalam tuntutan telah menyempit menjelang putaran pembicaraan ini,” kata Mikhailo Podolyak, penasihat presiden Ukraina.

(Irm/PARADE.ID)

Exit mobile version