Jakarta (parade.id)- Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR) direncanakan akan kembali turun ke jalan. Rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 4 November 2022 (411).
Alasannya mengapa GNPR akan melakukan aksi, karena dinilai tiga tuntutan yang dibawa tidak kunjung diperhatikan–ditindaklnajuti oleh pemerintah. Dikatakan oleh Yusuf Muhammad Martak, pemerintah tidak peduli dengan tuntutan GNPR.
“Tidak ada itikad turunkan harga BBM. Maka insya Allah aksi berikutnya, akan ada aksi besar-besaran pada tanggal 411,” kata dia, di akhir aksi hari ini.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Slamet Maarif dari PA 212. Rencana aksi pada 411 itu akan digelar karena tiga tuntutan tidak dipenuhi oleh pemerintahan Jokowi.
“Di aksi 411 nanti, kita tidak lagi bawa tiga tuntutan. Tiga tuntutan itu akan kita hilangkan. Kita ganti dengan tuntutan Jokowi Turun dari kursi presiden. Kita akan kepung istana. Kami siap pimpin aksi (411),” katanya tegas.
Soal 411, Babeh Aldo, mengundang rakyat Indonesia untuk bergabung. Sambil mengenang 411 beberapa tahun lalu.
“411 kita niatkan untuk rakyat Indonesia. Kita bersama semua aksi. Kami juga undang masyarakat Malang (mengenang kasus Kanjuruhan),” ajaknya.
Novel Bamukmin, selain menyinggung aksi 411, juga menyinggung aksi 212. Kata dia, kalau perlu turun aksi seperti pada 212 itu. Agar didengar oleh pemerintah.
“Sebab kita sudah tak lagi percaya kepada Jokowi. Mudah-mudahan, dengan kita turun, pemerintah mendengarnya,” kata dia.
Dalam pantauan parade.id, trgabung dalam GNPR: Al-Ukhuwah, PEJABAT, Brigade 411, Ikatan Keluarga Besar UI, Jawara Sunda, FPPI, PA 212, Ghuroba Mujahidah Istighosah, BARKIN, BPPKB Banten Kalideres Jakbar, Mujahid Fisabilillah Sejabodetabek (MFS), Forum Umat Islam (FUI), Speed, GMJ, BangJapar FI, dan lainnya.
Turut hadir: Sugeng Waras, Buya Husen (Korlap), Bernard Abdul Jabbar,, Ruslan Buton, Habib Muhammad bin Alatas, dan lain-lain.
(Rob/parade.id)