Site icon Parade.id

Hilang Percaya Penanganan Covid, Politisi Demokrat Singgung Pembebasan HRS

Foto: dok. rmol.id

Jakarta (PARADE.ID)- Politisi Demokrat Andi Arief mengatakan bahwa sebagian besar hilang percaya atas penanganan Covid-19. Hal itu menurutnya diakibatkan oleh pemimpin yang tak memberi contoh dan penindakan yang pilih-pilih.

Dikuatkan, kata Andi, ketika Menko Luhut Binsar Panjaitan yang mengatakan bahwa ada Pemimpin/pejabat tidak menjadi tauladan.

“Soal penindakan pilih-pilih, coba munculkan trust rakyat dengan bebaskan HRS. Siapa tahu itu way out,” kata Andi, Jumat (18/6/2021), di akun Twitter-nya.

Selain itu, vaksinasi yang tampak digencarkan dilihat olehnya cepat tetapi malah gagal. Hal itu kata dia boleh jadi karena disebabkan adanya situasi mencekam teror dari Covid-19 sendiri.

“Sebetulnya vaksinnya ada atau tidak, kalau tidak ada atau cuma sedikit dapatnya, JUJUR.”

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menargetkan program vaksinasi harus rampung dalam 12 bulan. Itu artinya, pada Desember 2021 atau awal Januari 2022, program vaksinasi nasional seharusnya sudah rampung. 

Mulanya, 181.554.465 warga Indonesia menjadi sasaran vaksinasi ini yang dibagi dalam tiga golongan besar. Pertama, 1,4 juta tenaga kesehatan.

Tahap kedua, secara paralel menyasar sebanyak 21,5 juta lansia dan 17,3 petugas pelayanan publik. Tahap ketiga, masyarakat rentan dan umum sebanyak 141,3 juta.

Dengan ketentuan setiap orang harus menerima dua suntikan dosis vaksin Covid-19, maka pemerintah setidaknya membutuhkan 363 juta dosis vaksin. Saat ini Indonesia baru kedatangan tiga merek vaksin, yakni Sinovac dan AstraZeneca untuk vaksinasi nasional.

Sementara Sinopharm untuk vaksin gotong royong, di luar hitungan 181,5 juta penduduk.

Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes menyebut saat ini Indonesia sudah memiliki puluhan juta vaksin jadi. Apabila dilihat dari jadwal kedatangan vaksin Sinovac dan AstraZeneca yang sudah tiba di Indonesia selama 14 kali kedatangan, tercatat sudah ada sekitar 92,2 juta dosis baik dalam bentuk jadi maupun bulk (mentah). Demikian dikutip cnnindonesia.com beberapa waktu lalu.

Namun sebagaimana diketahui, jumlah vaksin bulk masih perlu pengolahan oleh PT Bio Farma sehingga jumlah output-nya yang merupakan vaksin jadi berbeda jumlahnya.

“Sekarang ada 65,7 juta vaksin jadi, dimana 30 juta sudah didistribusikan saat ini,” kata Nadia.

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version