Jakarta (parade.id)- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar menegaskan bahwa Indonesia sangat serius mengatasi perubahan iklim. Hal itu kata Menteri LHK tercermin melalui inisiasi “Indonesia’s FOLU Net Sink 2030” dan rencana operasionalnya.
“Ini yang saya sampaikan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia (State Secretary of Norway’s Foreign Affairs Ministry) Erling Rimestad, di Jakarta, Selasa (14/3). Aksi iklim Indonesia telah mendapat pengakuan internasional, begitu juga pencapaian penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dari hasil inventarisasi GRK yang terus menurun,” kata dia, di akun Twitter-nya, kemarin.
Cara sistematis yang dilakukan sekarang disebut olehnya adalah sebagian didukung oleh kerja sama sejak tahun 2010 tentang REDD+, yang ditandatangani tahun 2016 di Indonesia. “Kami terus meningkatkan kerja-kerja dan agenda selama pemerintahan Presiden @jokowi dengan berbagai tindakan korektif,” penegasannya kembali.
“Data tahun 2020 menunjukkan penurunan emisi sebesar 47,28% dan untuk tahun 2021 sebesar 43,82%. Hal ini berarti jauh lebih tinggi dari target 41% untuk total emisi GRK sebesar 945,11 gigaton CO2e pada tahun 2020, dan 889,79 gigaton CO2e pada tahun 2021,” ia melanjutkan.
Pencapaian ini kata dia tentunya signifikan untuk program berbasis hasil dan perdagangan karbon. Dari skema RBP, kinerja penurunan emisi GRK Indonesia sebesar 577 juta ton CO2e telah dicapai pada periode 2018-2020.
Angka kinerja ini kata Siti bukan merupakan estimasi Indonesia sendiri, melainkan angka yang telah diverifikasi oleh UNFCCC pada November 2022, sebagai bentuk pengakuan atas kinerja Indonesia, termasuk dalam hal metodologi yang digunakan dalam menghitung estimasi capaian kinerja tersebut
Selain itu semua kegiatan perdagangan karbon, saat ini wajib didaftarkan ke Sistem Registri Nasional dan wajib mendapatkan Sertifikat Pengurangan Emisi melalui otoritas pemerintah. Sedang disiapkan mekanisme Carbon Exchange. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak tertutup untuk investasi terkait karbon tetapi perlu mengatur tata kelolanya.
“Saya juga menyambut baik apresiasi Wamenlu Norwegia Erling Rimestad atas penurunan laju deforestasi Indonesia dengan angka terendah sepanjang sejarah. Inilah salah satu bukti kontribusi nyata Indonesia untuk perubahan iklim dunia,” apresiasinya.
(Rob/parade.id)