Site icon Parade.id

Ini Sederet Fakta Pulau Laki yang Namanya Kini Melambung Tinggi

Foto: Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta. dok. @beny_0209

Jakarta (PARADE.ID)- Nama Pulau Laki sejak Sabtu (9/1/2021) membumbung tinggi setelah pemberitaan terkait Pesawat Sriwijaya SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang dikabarkan jatuh di sekitar perairannya, tersebar luas di sejumlah media online, medsos, dan WAG.

Akibat pemberitaan yang massif membuat nama Pulau Laki turut melangit.

Lantaran kabar Pulau Laki selama ini nyaris tak terdengar, membuat banyak orang bertanya tentangnya.

Ada yang menanyakan benarkah pulau ittu berada di Jakarta, tepatnya di Kepulauan Seribu? Kenapa namanya sampai tenggelam dibanding pulau-pulau lain seperti Pulau Pramuka, Untung Jawa, Onrust, Bidadari, Tidung dan lainnya?

Tak sedikit yang bertanya kenapa dinamakan Pulau Laki? Apakah pulaunya dihuni manusia alias termasuk pulau pemukiman atau justru pulau kosong?

Ada pula yang menanyakan apa saja daya tarik Pulau Laki? Dan akitivitas wisata apa yang bisa dilakukan di sana?

Untuk menjawab semua itu, parade.id segera mencari dan mengumpulkan data dari berbagai narasumber (narsum). Hasilnya cukup mengejutkan, ada sederet fakta yang teryata belum banyak orang ketahui.

Fakta pertama dari travel blogger bernama Anggi di weblog anggineeh.wordpress.com.

Dalam tulisannya yang berjudul Pulau Laki, yang tayang tanggal 13 Mei 2008 ada fakta bahwa Pulau Laki dulunya merupakan pulau resort, bernama Fadent Laki Resorts.

Ini terlihat jelas dari satu foto dalam tulisan itu, yakni foto prasasti berbahan marmer berwarna hitam dengan tulisan bercat warna emas.

Tulisan itu berbunyi:

Dengan Rakhmat Tuhan Y.M.E. Pada hari ini, Sabtu Pon.

“Fadent Laki Resorts” Diresmikan oleh

Menteri Pariwisata Pos & Telekomunikasi Republik Indonesia, Jakarta, 22 Oktober 1988, Soesilo Soedarman“.

Jadi selain ada resort, fakta lainnya yang meresmiian resort tersebut adalah Menparpostel Soesilo Soedarman.

Di tulisan yang menceritakan kunjungan Anggi ke Pulau Laki pada Minggu, 11 Mei 2008 juga memuat  fakta kalau Pulau Laki bisa dijangkau dari daratan Jakarta, antara lain dari Tanjung Kait dengan naik perahu berbahan solar selama sekitar setengah jam.

Terkuak juga dalam tulisan itu kalau Pulau Laki merupakan pulau tak berpenghuni. Hanya ada beberpa warga dari pulau lain atau dari daratan Jakarta yang datang sekadar memancing.

Semuanya laki-laki, tidak ada perempuan, kecuali Anggi dan teman-temannya yang tergabung dalam ACI atau Anak-anak Cinta Indonesia.

Fakta berikutnya, aktivitas wisata yang bisa dilakukan di Pulau Laki selain memancing adalah photo hunting, jalan-jalan di dermaga, ke hutan, makan-makan, dan tiduran di atas perahu yang tertambat ke dermaga.

Tulisan Anggi tentang kunjungannya ke Pulau Laki ini dikometari sejumlah pembaca antara lain oleh Heny Trsena Ayu pada tanggap 10 Desember 2008 dan Bakrietea pada 12 Agustus 2010.

Kata Heny, dulu sewaktu masih gadis tahun 90-an Pulau Laki ini cantik sekali.

Aku dan teman-teman kantor kesana nginap di resort gitu, dulu sih oke bgt resort-nya karena termasuk mahal sewanya,” ungkapnya.

Sementara itu Bakrietea mengatakan

Pulau Laki tinggal kenangan. Bisa jadi pemilik resort-nya dulu bangkrut gara-gara krismon (krisis moneter) tahun 1996-1998.

Menurut Bakrietea masih banyak satwa liar terutama burung perkutut dan burung tekukur yang bersahutan panjang sekali dari dalam lebatnya pepohonan Pulau Laki Fakta kalau Pulau Laki dulunya merupakan Pulau Resort juga tercantum dalam tulisan wartawan bernama Sam dengan judul:

Inilah Penguasa 30 Pulau di Kepulauan Seribu” yang tayang di rmol.id pada tanggal 8 Mei 2015.

Dalam tulisan itu disebut Pulau Laki yang berada di Kelurahan Pulau Tidung, dikelola oleh PT Fadent Gemara Scorpio untuk perkantoran, perdagangan, dan jasa seluas 14,25 hektare.

Fakta beikutnya datang dari Nanang, warga Pulau Untung Jawa yang sering  melaut ke perairan Pulau Laki untuk menembak ikan.

Kata Nanang, Pulau Laki masuk wilayah Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, dan tidak termasuk kawasan TN Kepulauan Seribu.

Pulau Laki itu, lanjutnya, merupakan pulau tanpa penduduk.

Dulunya ada resort namun ditinggalkan pemiliknya kemudian menjadi pulau kosong dan gak ada aktivitas pengunjung lagi dari tahun 90-an,” jelasnya.

Fakta lain yang cukup mengejutkan, Pulau Laki itu kata Nanang dianggap menyeramkan oleh masyarakat.

Banyak kisah penuh misteri di pulau itu, dan panjang kalau diceritakan,” terangnya.

Pulau Laki, sambungnya, juga memiliki pantai dan hutan bakau atau mangrove. Namun sejak menjadi pulau kosong, pantainya tidak terawat.

Bangunan resort-nya masih ada tapi udah ga kerawat. Dermaganya juga begitu udah rusak,” ungkap Nanang lagi.

Nanang mengaku ke perairan Pulau Laku hanya untuk menembak ikan. Jenis ikan yang selama ini berhasil ditembak antara lain kakap, pari, dan talang.

Alat yang dipakai untuk menembak ikan adalah speargun.

Saya nembak ikan sambil menyelam pakai snorkel dan masker,” terangnya.

Hasil ikan tembakannya kalau banyak kadang dijual ke warga, dan atau cuma buat makan keluarga.

Harga ikan tergantung dari jenis ikannya, sekitar 30 ribu ke atas per kilogramnya,” ungkapnya.

Meskipun sering menembak ikan di perairan Pulau Laki, Nanang mengaku tidak pernah mampir ke daratan pulau tersebut apalagi bermalam di sana.

Saya ga pernah nginep, dan ga berani naek ke daratan pulaunya. Paling dipinggiranya aja,” akunya seraya menambahkan kalau Pulau Laki dari daratan Jakarta, paling dekat dijangkau dari Rawasaban, Banten sekitar satu jam dengan kapal motor.

Informasi dari sumber lain menyebut kalau Pulau Laki berada di perbatasan Pulau Tidung dan Pulau Lancang. Di dekatnya terdapat Pulau Laki Kecil dan Pulau Laki Besar.

Ada yang menyebut luas Pulau Laki sekitar 30 hektare yang dikelilingi pantai berpasir putih.

Di dalamnya juga terdapat resort berupa sejumlah tempat penginapan, kolam renang air tawar, serta jogging track sepanjang 5 Km mengelilingi pulau.

Setelah sederet fakta ini terkuak, akankah ada pihak terkait, entah itu pemerintah ataupun swasta yang tertarik menata Pulau Laki hingga menjadi Pulau Resort baru yang lebih menjual dan tidak lagi menyeramkan? Entahlah, biar waktu yang menjawab.

(Adji Kembara/PARADE.ID)

Exit mobile version