Site icon Parade.id

Jawaban Politisi Senior PDI Perjuangan ketika Ditanya Apakah Jokowi Masih Kader Bikin Kaget

Foto: politisi senior PDI Perjuangan sekaligus Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat di podcast Akbar Faisal Uncensored/tangkapan layar

Jakarta (parade.id)– Akbar Faisal dibikin kaget oleh jawaban politisi senior PDI Perjuangan sekaligus Wakil Deputi Hukum TPN Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat saat ditanya status Jokowi di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu dalam podcast-nya, Akbar Faisal Uncensored, Ahad (10/2/2024).

“Wou! Keras banget pernyataan ini. Tapi tetap saja saya kaget, ya, meskipun beberapa kader PDI P yang lain pernah datang ke sini dan berbicara. Ini yang paling keras. Dan tetap saja saya kaget,” respons Akbar.

Henry menyebut Jokowi bukan (lagi) kader PDI P. Bahkan ia menyebut Jokowi sebagai pengkhianat.

“Dulu kader, ya. Tapi setelah dia berkhianat, dia meninggalkan, meninggalkan, dia lebih memilih untuk dinasti kekuasaan dia, kemudian menjadikan anaknya, memaksakan, mengorbankan semuanya, dia bukan kader. Jadi di mata saya, Jokowi itu adalah pengkhianat. Bahkan melakukan satu kejahatan,” tegas Henry.

“Kejahatan demokrasi yang dia lakukan. Masak itu kader PDI Perjuangan? Enggak. Kita enggak punya kader seperti itu. Kalaupun dia merasa dirinya sebagai kader, ya, silakan saja Anda minggir. Kami tidak mengakui lagi Anda sebagai kader partai,” sambung Henry.

Pernyataannya itu karena Jokowi telah dianggap membuat “kerusakan”, dengan diawali majunya Gibran Rakabuming Raka, anaknya, sebagai calon wakil presiden menemani Prabowo Subianto.

“Kita lihat ‘kerusakan’ sekarang ini, itu kan diawali dengan majunya atau dipakasakannya putra dari Jokowi untuk menjadi calon wakil presiden, dengan cawe-cawe ke MK yang kebetulan ipar. Kemudian ke KPU menerima pendaftaran, tegasnya lagi.

Padahal pada waktu itu kata Henry masih menggunakan UU yang lama, masih menggunakan PKPU yang lama, yang usia 40 tahun tidak ada kecuali, yang sudah menjadi kepala daerah dan sebagainya.

“Di sini sudah terlihat terencana semua. Siapa yang berenana? Siapa pelaku? Ya, Jokowi, dengan melakukan intervensi terhadap hukum. Kemudian juga kepada pelaksana pemilu,” imbuhnya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version