Jakarta (PARADE.ID)- Penulis buku ‘Arus Baru Islam Radikal’, M. Imdadun Rahmat mengatakan bahwa Hizbut Tahrir lahir di Yordania pada tahun 1952. Hizbut Tahir (HT) menurut dia merupakan pecahan dari Ikhwanul Muslimin (IM), dengan jebolan tokoh Takiyuddin An nabani. Organisasi ini lahir karena adanya ketidakpuasan dengan gerakan IM, sehingga memecahkan dan membentuk gerakan sendiri.
“Sejak pertamanya lahir HT ini tidak pernah mendapatkan izin dari pemerintah Yordania dikarenakan menimbulkan banyak masalah, di antaranya soal konstitusi dan sistem pemerintahan di Yordania,” kata dia, Senin (31/8/2020), ketika menjadi pembicara melalui webinar dengan tema “Jejak HTI dan Klaim Khilafah di Nusantara”.
Di Indonesia, lanjut dia, justru sebaliknya. HT membuat prestasi yang berbeda dengan negara-negara lain, karena mempunyai pengaruh di kancah politik nasional.
“Namun di internal mereka sendiri, organisasi ini banyak terpecah dan rentan atas konflik,” terangnya.
Struktur HT di Indonesia pun menurut dia sangat tersusun rapi. Untuk menyembunyikan pengurus aslinya bahkan Jubir HT di Indonesia menurut dia enggan mengakui struktur aslinya.
“Karena kemungkinan struktur aslinya disahkan langsung oleh pengurus pusatnya di London yang tidak pernah kita deteksi. Bahkan intelejen kita juga sulit untuk sampai menembus kesana,” jelasnya.
Di indonesia, HT disebut olehnya dalam melakukan aktivitas/gerakannya ialah dengan bawah tanah. Terkadang peneliti pun dikatakan olehnya hanya mampu melihat jejaknya saja, dikarenakan gerakannya adalah gerakan yang tidak terbuka maupun transparan.
Sementara itu, menurut penulis buku “Prahara Suriah” Dina Yina Sulaeman, ia menuding bahwa HT memiliki jejak kekerasan.
“Walaupun di Indonesia mereka beralasan atau mengklaim bahwa mereka adalah organisasi dakwah. Namun konflik Libia dan konflik Suriah membuktikan bahwa klaim mereka itu salah,” kata dia, di acara yang sama.
Ketika itu, paparannua, saat berupaya menggulingkan Khadafi. Mereka membuat narasi bahwa khadafi itu Fir’aun.
Padahal Libia saat itu negara termakmur di Afrika menurut data valid PBB.
“Bahkan HT menyeruhkan untuk jihad menggulingkan khadafi,” terangnya.
Sementara di Suriah, lanjut Dina, pada tahun 2012 mereka (HT) membelot aturan pemerintah dan menginginkan berdirinya khilafah.
“Sementara pernyataan Jubir Ismail Yusanto HT Indonesia menyatakan bahwa HT berbaiat pada Jabba an nusrah di Suriah, dimana Jabba an nusrah merupakan organisasi teroris yang telah resmi dinyatakan oleh PBB.
“Organizasi tersebut adalah keturunan Al Qaida,” tudingnya.
Dalam pengantar ketika menjadi pemateri, Imdadun Rahmat mengatakan bahwa isu khilafah ini sebelumnya sempat merebak pasca seorang mahasiswa yang belum lulus kuliah. Mahasiswa ini menurut dia menuliskan sebuah jejak khilafah di Nusantara, di mana menurut dia skripsi ini masih pada tahap revisi di Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis itu disebut olehnya adalah salah satu pengurus HT di Indonesia.
(Verry/PARADE.ID)