Jakarta (PARADE.ID)- Pertama, Jendral Soedirman pembasmi PKI Madiun 1948 pimpinan Musso, yang berafiliasi ke Uni Sovyet. Kedua, Jendral Haji Muhammad Soeharto, pembasmi PKI 1965 pimpinan DN. Aidit, yang berafiliasi ke China. Ketiga, Jendral A H Nasution, korban kebiadaban PKI 1965. Anak beliau syahid, beliau terluka.
Pada peristiwa PKI Madiun, Muhammad Hatta difitnah sebagai “dalang” peristiwa tersebut. Mereka menyebutnya sebagai “Teror Putih Hatta”. Dan semua komunis dan anak cucu mereka membenci beliau.
Pada peristiwa G30S/PKI tahun 1965, Pak Harto difitnah sebagai “dalang” peristiwa yang mereka sebut sebagai “Kudeta Merangkak”. Sampai saat ini Komunis, dan anak cucu mereka membenci beliau.
Kaum Muslimin wajib waspada akan kebangkitan komunis. Walau banyak yang kepanasan dan berteriak; “Coba tunjukkan PKI nya mana?”
Ini semua bentuk kepanikan mereka. Kita waspada karena mereka belum berani terang terangan muncul. Kalau berani maka kita tidak perlu WASPADA lagi. Kita, kaum Muslimin tinggal BABAT BERSIH saja.
Kita WASPADA karena mereka belum muncul secara jantan. Tapi gerakan adu domba, penghinaan agama, penghinaan tokoh agama dan ulama, bahkan penganiayaan pembunuhan para tokoh Agama sudah banyak terjadi.
Sekali lagi, Waspada!
Kini Uni Sovyet sudah bubar. Tapi China justru sedang kuat kuatnya.
Catat dan tandai mereka yang mencolot dan marah jika sejarah kebiadaban PKI diunggah. Ada apa? Jerman saja negara maju dan demokratis mewaspadai NEO NAZI. Dan tidak ada yg marah saat ada tulisan mengenai kejahatan Nazi di sana, bahkan di seluruh Eropa.
Cerdaslah wahai kaum Muslimin.
Pekanbaru, 24 September 2020
*Tengku Zulkarnain