Jakarta (PARADE.ID)- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie memberikan respon terkait banyaknya pihak atau kalangan yang meminta agar perhelatan Pilkada 2020 ditunda. Jimly melihat sebaliknya. Pun dengan pengamat politik, Hendri Satrio.
Jimly misalkan, bila pada akhirnya Pilkada tetap dilangsungkan, maka ia mengusulkan agar pelaksanaannya lebih diperketat protokol kesehatannya.
“Kian bnyak yg saran pilkada ditunda. Tp kalo ditimbang2 scr mnyeluruh, mudarat nunda jauh lbih bsar & kacau,” demikian katanya, kemarin, di akun Twitter-nya.
Penyelenggara selain itu menurutnya mesti meniadakan kampanye fisik. Kata Jimly, semua mesti serba memakai virtual dan menggunakan media sosial.
“….dan pngutan suara jg perpajng agar voter tdk numpuk di wkt yg sama. Yg langar, coret,” katanya.
Lain hal dengan (usul) pengamat politik Hendri Satrio. Menurut Hendri, bila pada akhirnya Pilkada 2020 tetap dilaksanakan, ia mengusulkan agar menggunakan sistem tidak langsung, yakni melalui voting di DPRD.
“Pasti tak puaskan semua pihak, tapi patut dipertimbangkan,” kata dia.
Dengan cara itu, Hendri menilai bahwa Pilkada tetap demokratis pelaksanaannya. Calon-calon pemimpin pun akan terpilih sebagaimana mestinya.
“Konser tak diperlukan, Penyebaran Covid dibatasi, nyawa rakyat selamat #Hensat.”
(Robi/PARADE.ID)