Arab Saudi (PARADE.ID)- Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman and Presiden Amerika Serikat Joe Biden Bertemu. Tercipta komitmen di pertemuan itu, yakni memastikan kedua negara menjaga kestabilan pasar energi global.
AS pun menyambut baik komitmen Riyadh untuk mendukung pasar minyak global yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kedua negara sepakat untuk berkonsultasi secara teratur di pasar energi global dalam jangka pendek dan panjang dan bekerja sama sebagai mitra strategis dalam transisi iklim dan energi. Demikian dikutip aljazeera.com.
Para ahli mengatakan kepentingan energi telah mendorong Biden untuk melakukan perjalanan ke kerajaan itu, kunjungan pertamanya ke Timur Tengah sejak menjadi presiden AS.
AS sangat ingin melihat Arab Saudi dan mitra Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memompa lebih banyak minyak untuk membantu menurunkan biaya bensin yang tinggi dan mengurangi tingkat inflasi AS tertinggi dalam 40 tahun.
Penasihat keamanan nasional AS pada hari Jumat telah meremehkan ekspektasi menjelang pertemuan, mengatakan dia tidak mengharapkan Arab Saudi untuk segera meningkatkan produksi minyak dan lebih suka melihat hasil pertemuan OPEC+ pada 3 Agustus.
“Saya tidak berpikir Anda harus mengharapkan pengumuman khusus di sini secara bilateral karena kami percaya setiap tindakan lebih lanjut yang diambil untuk memastikan bahwa ada energi yang cukup untuk melindungi kesehatan ekonomi global, itu akan dilakukan dalam konteks OPEC+,” kata Jake Sullivan.
Biden mencatat selama konferensi pers singkat Jumat sore bahwa harga minyak telah turun sejak sebelum perjalanannya ke Timur Tengah, dengan mengatakan dampak potensial dari kunjungannya ke Arab Saudi di pasar energi tidak akan terasa “selama beberapa minggu lagi”.
Kapasitas cadangan di dalam OPEC hampir habis, dengan sebagian besar produsen memompa pada kapasitas maksimum. Tidak jelas berapa banyak pasokan tambahan yang bisa dibawa Arab Saudi ke pasar dan seberapa cepat.
OPEC+ memutuskan bulan lalu untuk meningkatkan target produksi sebesar 648.000 barel per hari (bph) pada Agustus, mengakhiri rekor pengurangan produksi yang dibawanya pada puncak pandemi untuk melawan permintaan yang anjlok.
(Irm/PARADE.ID)