Site icon Parade.id

June Art Festival 2024 Ditutup oleh Para Seniman

Jakarta (parade.id)- June Art Festival 2024 ditutup oleh para seniman. Mereka di antaranya Lena Guslina, Jimmy S Johansyah, dan Taufan S Chandranegara. Ketiganya membawakan karya masing-masing.

Persembahan karya pertama oleh Jimmy S Johansyah. Jimmy membawakan puisi. Ada tiga judul puisi yang dibawakannya.

Judul pertama adalah “Belajar Mewarna-warnikan Duka. Judul ini, menurut pemaparannya, untuk mengenang kepergian Nurcholish Madjid.

Judul kedua adalah “Lisensia Putika. Jimmy menyebut bahwa judul puisi itu menggambarkan sikap kritis kepada sesama penyair, di mana secara umum, antara yang diucapkan berbeda dengan yang dilakukan.

Judul ketiga puisi Jimmy adalah “Rendezvous”. Judul ini kata dia, lebih menyangkut soal kemanusiaan—kondisi negeri kita yang lebih baik daripada negeri lain.

Penampilan kedua di penutupan June Art Festival 2024 Lena Guslina. Lena mempersembahkan tari. Tariannya diberi tema “Menyusuri Senja”.

Tema yang ia bawakan menyoal sebuah perjalanan—usia—masa. “Jadi bagaimana kita dalam posisi yang sudah tidak muda lagi. Sudah banyak alpa. Sebuah proses yang harus kita lalui, dengan kita berserah diri,” ungkap Lena.

Lena membawakan tari dengan intuisinya. Penampilannya begitu secara umum.

“Intuisi, jarak komunikasinya jarak jauh dan saya tidak tahu apa yang terjadi di sini. Saya hanya bisa membayangkan ruang pameran. Jadi, apa pun yang terjadi di sini, itu saya kondisikan sesuai situasi tersebut,” kata wanita asal Bandung itu.

“Jadi ruang apa pun itu, saya ingin masuk ke dalam ruang itu. Jadi saya ingin mengisi ruang. Ingin menjadi bagian dari pameran itu. Jadi tidak terpisah bahwa sedang perform menari—sebagai opening/closing,” ia melanjutkan.

Tarian yang dipersembahkan ingin “masuk”, yang diartikan olehnya Ingin menjadi bagian dari hasil karya para seniman. “Masuk ke dalam ruang pameran—itu kan banyak pemikiran-pemikiran pelukis, seniman,” kata dia.

Lena dalam persembahannya membawa keris. Keris dimaksudkan sebagai pertahanan diri—pejuang yang ketika berjuang bertaruh apa pun.

“Keris itu kan umumnya sesuatu yang sakral. Dan saya memosisikan keria itu sebagai pusaka. Bagaimana saya memosisikan itu sebagai pertahanan diri,” terangnya.

Sempat keris itu digesekan ke arah hasil karya seniman. Lena menjelaskan, bahwa gesekan itu bermaksud untuk menyusuri.

“Tidak menyangkut laku atau tidak lakunya sebuah karya. Sebab semua sudah ada jalannya. Kita berbuat sesuatu itu bukan karen ingin sesuatu, melainkan itu adalah hadiah,” tandasnya

Penampilan terakhir oleh Taufan S Chandranegara. Taufan bermonolog—yang intinya disampaikan bahwa ‘kesenian itu kebudayaan dan politik, Indonesia sehat, seniman sehat”.

June Art Festival 2024 diselenggarakan sejak tanggal 19 Juni lalu, di Markamarie Creative Hub, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version