Site icon Parade.id

KAMI dan Pengaruhnya untuk Bangsa

Din Syamsuddin (tengah)

Jakarta (PARADE.ID)- Menukilkan pandangan agama sesuai hadits nabi Muhammad s.a.w., yang pertama bahwa sesuatu bangsa sedang berada dalam kapal besar. Dan masing-masing kelompok sudah mendapati tempatnya masing-masing.

Namun ada sebuah kelompok yang ingin merusak tempatnya sendiri, yang ingin melubangi kapal besar itu, walaupun itu tempatnya sendiri, maka nabi Muhammad berpesan dan menyatakan, ‘Jika orang banyak menyelamatkan mereka, menyelamatkan kapal besar dari segelintir orang-orang jahat yang ingin melubangi tempatnya sendiri, jika diselamatkan maka kita semua akan selamat’.

Mereka akan selamat, dan kita semua akan selamat. Tetapi jika orang banyak membiarkan, orang banyak berdiam diri, membiarkan kerusakan demi kerusakan bahkan membiarkan orang yang merusak tempatnya sendiri, apalagi merusak tempat-tempat milik orang lain maka mereka akan celaka dan kita semua akan celaka. Karam bersama, bersama kapal besar (bangsa) itu.

Keadaan ini sama seperti yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tengah menghadapi masalah besar. Telah terjadi kerusakan-kerusakan, sebagaimana yang kami nyatakan dalam maklumat Menyelamatkan Indonesia tadi. Maka marilah kita bangkit untuk penyelamatan.

Pesan agama yang kedua juga berdasar hadits nabi Muhammad s.a.w., bantulaj saudaramu yang tiran, diktator yang berkuasa serba berkuasa tapi bantu saudaramu yang juga teraniaya. Membantu saudara-saudara yang aniaya, tentu kita tahu caranya. Maka sahabat bertanya, “Bagaimana kami akan membantu saudara kami yang zalim?” Rasul menegaskan, “Hentikan, hindari, cegah agar dia berhenti dari kezalimannya.”

Saudara-saudaraku, atas dasar itulah saya pribadi dan banyak tokoh lintas agama di KAMI ini, kita ingin menyelamatkan negeri tercinta Indonesia. Sebagai tanggung jawab kebangsaan. Sebagai tanggung jawab kerakyatan. Sebagai tanggung jawa sejarah. Maka sebagaimana diimbau tadi, “Silahkan rakyat Indonesia yang setuju untuk bersatu bersama KAMI.” Alhamdulillah sudah terbentuk KAMI, KAMI, KAMI di berbagai daerah bahkan di luar negeri, yang pada hari ini mereka melakukan deklarasi bersama (join declaration). Sayang tidak bisa ditayangkan. Di Solo, di Surabaya, di Yogyakarta, di Medan, di Semarang, di Bandung, di Palembang, di Makassar, di Banjarmasin, dan bahkan di luar negeri, baik di Amerika Serikat, di Australia, di Qatar, di Swiss, dan beberapa negara lainnya. Mereka menyatakan diri bergabung dengan KAMI.

Saya ingin tegaskan, sesuai dengan jati diri KAMI tadi. Dan mohon dipahami oleh segenap pendukung KAMI. Bahwa KAMI adalah gerakan moral seluruh rakyat Indonesia untuk menegakkan kebenaran, keadilan dan menciptakan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebagai gerakan moral, mengandung arti bahwa kita bergerak berdasarkan nilai-nilai moral, berdasarkan kebenaran yang kita yakini, berdasarkan keadilan yang harus kita tegakkan, menegakkan kejujuran, menegakkan kemaslahatan. Itu namanya nilai-nilai moral. Dan KAMI sebagai gerakan moral, bersama-sama kita bergerak dan berjuang untuk itu.

Bahwa gerakan moral tidak sepi dari politik, ya. Kita juga berpolitik, tetapi politik moral. Politik berbasia nilai-nilai moral. Maka oleh karena itu, marilah bergabung. Dan saudara-saudaraku semua.

Deklarasi hari di istimewa ini, 18 Agustus 2020, mengingatkan kepada kita 75 tahun lalu ketika UUD 1945 disahkan, pembukaannya disepakati—di dalamnya terdapat Pancasila maka kita berpendapat hari lahir Pancasila adalah 18 Agustus 1945.

Saya ingin ingatkan, ini hanyalah deklarasi. Deklarasi bukan akhir. Deklarasi adalah awal. Sejak saat ini, dari Tugu Proklamasi yang bersejarah ini, ketika Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia maka mulai saat ini, dari tempat yang bersejarah ini kita bertekad untuk memulai sebuah gerakan moral untuk perbaikan dan perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Tunggulah komando. Pesan dari kami, kami ditunjuk bertiga sebagai Presidium: Jendral Gatot Nurmantyo (Mantan Panglima TNI), Prof Rohmat Wahab (Ketua Umum Komite Khittoh Nahdlatul Ulama), dan saya sendiri kebetulan pernah memimpin Muhammadiyah. Kami bertiga sebagai presidium.

Dengan dukungan 150 deklarator, yang merupakan Anggota Dewan Deklarator KAMI, kita akan mulai bergerak.

Saudara-saudaraku semua, sangat mungkin ada yang tidak suka dengan kita semua. Sangat mungkin bahkan sudah ada gejala gelagatnya ingin menghalangi kita. Sangat mungkin ada tekanan, intimidasi dan berbagai bentuk rekayasa-rekayasa yang ingin menggembos gerakan kita ini.

Namun, dengan semangat tekad dan perjuangan, semata-mata untuk bangsa dan negara, untuk umat manusia dan sebagai muslim semata-mata lillahi robbil ‘alamin, dan pemeluk agama lain dengan keyakinannya masing-masing.

Kita tidak akan berhenti. Dan kita tidak mudah dihentikan. Dan kita tidak boleh berhenti (kita berada di titik yang tak ada kembali). Kita maju terus. Maka saya mohon betul, khusus hari-hari ini mungkin saja ada yan ingin mengacau, ada yang ingin menghasut maka jangan terhasut.

Jangan terprovokasi. Jangan kerikil terkeci pun terlemparkan. Jangan sampai ucapan/ujaran kebencian terlontarkan. Ketika ada di tengah jalan yang ingin menghasut kita, ucapkanlah merdeka! Ucapkanlan keselamatan agama sebagaimana Anda menyampaikannya. Semoga Anda mendapatkan hidayah dari Allah. Saya pesankan betul, acara yang mulia ini. Acara yang baik ini, maka saya tidak ingin Jendral Gatot saja, kami berdua juga ingin bertamggung jawab. Oleh karena itu dukunglah KAMI dengan rasa tanggung jawab. Kembalilah pulang dengan tenang.

*Presidium KAMI, Prof Din Syamsuddin ketika Deklarasi di Tugu Proklamasi

Exit mobile version