Site icon Parade.id

Kamu Sukses?

Jakarta (PARADE.ID)- Apakah jadi dokter jaminan sukses? Tidak. Itu betul, banyak dokter yang kaya, terkenal, top. Sukses besar. Tapi juga banyak yang tidak. Nganggur malah. Tidak praktek, tidak bekerja, pasiennya tidak ada.

Apakah jadi artis, selebritis, jaminan sukses? Tidak. Itu betul, artis, selebritis terlihat keren di media, kaya, punya mobil mewah, rumah megah Tapi tidak semua, banyak yang terjebak utang, miskin, dsbgnya.

Sejatinya, apapun pekerjaan, profesi kalian, tidak ada korelasinya dengan sukses secara materi.

Apakah jadi pemulung pasti miskin? Itu benar, selintas lalu kok ya kasihan lihatnya. Tapi kalian fatal sekali menyimpulkan, jika pemulung pasti miskin. Banyak raja2 pemulung yang kaya raya. Tajir.

Apakah jadi office boy, penjaga toilet tidak sukses? Ini lagi2 lebih fatal dan serius sekali jika dilihat dari kulit luar saja. Kacau sekali kalau cuma lihat dari definisi sukses hari ini.

Kita itu sejak kecil diwariskan banyak definisi. Dan definisi2 itu seolah mengatur hidup kita. Pekerjaan, pendidikan, strata sosial, semua ada definisinya. Profesi itu mesti sukses, profesi ini mesti blangsak. Dan semua diukur dari kulit luarnya saja.

Padahal apakah kesuksesan diukur dari sisi itu doang? Kagak.

Ada tukang bersih-bersih di stadion milik klub bola. Kerja di sana 30 tahun. Tetap saja dia jadi bersih2, tapi dia hepi. Anaknya bisa sekolah, kuliah. Memang dia tetap begitu saja, tukang bersih2. Tapi dia bisa meyakini dengan kokoh, dia adalah bagian dari kesuksesan klub tsb. Dia semangat bersih2, dedikasi penuh. Meski kontribusinya seolah kecil, meski tidak diketahui orang lain, aduh, dia jelas adalah bagian dari orkestra hebat klub tsb. Suka duka, dia menjalaninya.

Ada guru. Mengajar di pedalaman. Gaji secukupnya. Serba susah. 30 tahun ngajar, jadi apa? Tetap saja begitu2 saja. Tapi dia hepi. Keluarganya punya penghasilan, halal pula. Anaknya bisa sekolah semua. Dia penuh dedikasi mengajar anak2. Meski bandel, susah diatur, banyak bolos, dan penduduk tdk mementingkan sekolah, dia terus mengajar. Apakah guru ini sukses? Wah, dia boleh jadi lebih sukses dibandingkan milyaran penduduk di muka Bumi.

Maka, sebenarnya, mari singkirkan definisi2 yang diberikan oleh orang lain. Mari kita punya definisi sendiri. Yang lebih baik. Agar besok lusa apapun pekerjaan kita, apapun pilihan profesi kita, tidak masalah, kita tetap bisa bekerja dengan dedikasi terbaiknya.

Ketahuilah, dunia ini kadang menipu sekali. Apakah orang yang bisa foto2 lagi di LN, foto2 punya mobil mewah, motor keren, sepeda mahal itu sukses? Belum tentu. Boleh jadi dia adalah koruptor, penipu, penjahat.

Atau orang2 yang terlihat oke sekali. Berpakaian mahal, ber-merk, duuh, elit pokoknya. Apakah dia sukses? Belum tentu. Boleh jadi dia ‘sukses’ ber-utang di mana2, dan kagak mau bayar. Pas ditagih, dia ngamuk, atau malah menuntut balik orang yg nagih. Kalian mau begini? Bergaya tapi utang?

Berbahagialah dengan hidup kita. Karena toh, mau orang lain bilang apa, kita tahu persis hidup kita itu sukses atau tidak. Terus produktif, terus giat bekerja.

*Tere Liye, Penulis Novel “Selamat Tinggal”

Exit mobile version