Site icon Parade.id

KASBI Kecam Penembakan yang Dilakukan Tentara Israel terhadap Jurnalis Al-Jazeera

Foto: Ketum Konfederasi KASBI, Sunarno

Jakarta (PARADE.ID)- Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengecam penembakan yang dilakukan oleh tentara Israel terhadap jurnalis Al-Jazeera, Shireen Abu Akleh hingga meninggal dunia ketika meliput Operasi Militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat, Palestina, belum lama ini (Rabu, 11 Mei 2022).

“Membunuh jurnalis adalah mengubur cakrawala, membunuh jurnalis adalah kejahatan perang. PALESTINE NOT A LONE!” demikian yang disampaikan Sekjen Konfederasi KASBI, Sunarno, Ahad (15/5/2022), dalam pesan singkatnya kepada parade.id.

Pemerintah, kata Sunar, harusnya bisa memiliki power lebih untuk menanggapi tragedi penembakan kepada jurnalis, khususnya membantu krisis Palestina-Israel yang berkepanjangan.

“Mengingat Indonesia punya posisi strategis, di Asean, Asia, bahkan di PBB,” kata dia lagi.

Sebelumnya, jurnalis televisi Al Jazeera Shireen Abu Akleh (51) ditembak mati saat meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat, pada Rabu pagi (11/05/2022). Selain Shireen, kata Kementerian Kesehatan Palestina, wartawan lainnya, Ali Al-Samoudi, juga ditembak dari belakang.

Direktur Institut Kedokteran Forensik di Universitas An-Najah di kota Nablus, Rayyan al-Ali, mengatakan otopsi yang dia lakukan menyimpulkan Shireen ditembak mati di kepala.
Al Jazeera, saluran yang berbasis di Doha, Qatar itu mengatakan wartawatinya “dibunuh dengan darah dingin” oleh pasukan Israel.

Mereka menyebut pembunuhan itu sebagai “kejahatan keji, yang hanya bertujuan untuk mencegah media melakukan tugas mereka.”

“Kami berjanji untuk mengadili para pelaku secara hukum, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha menutupi kejahatan mereka, dan membawa mereka ke pengadilan,” ungkap Al-Jazeera.

Shireen Abu Akleh lahir di Yerusalem pada 1971, dan meraih gelar BA dalam bidang jurnalisme dan media dari Universitas Yarmouk di Yordania.

(Rob/PARADE.ID)

Exit mobile version