Site icon Parade.id

KASBI: May Day dan Hardiknas Harus Menjadi Tonggak Perlawanan dan Persatuan Gerakan Rakyat

Foto: Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Konfederasi KASBI) Sunarno, di LBH Jakarta, Jumat (26/4/2024), dok. istimewa

Jakarta (parade.id)- Ketua Umum Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Konfederasi KASBI) Sunarno mengatakan bahwa May Day dan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) harus menjadi tonggak perlawanan dan persatuan gerakan rakyat dalam membangun kekuatan politiknya yang sejati atas kondisi kelas yang tertindas dan terhisap oleh cengkraman imperialisme dan oligarki di Indonesia.

May Day jatuh pada tanggal 1 Mei dan Hardiknas jatuh pada tanggal 2 Mei 2024.

Sunar menyampaikan hal di atas lewat siaran persnya kepada parade.id hari ini, Selasa (30/4/2024).

“Kondisi demokrasi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Mulai dari hilangnya partisipasi berdampak dalam penyusunan Omnibus Law, pendidikan yang semakin terkomersialisasi dan hilangnya kekuatan suara mahasiswa dalam dunia pendidikan, hingga kasus Pemilu 2024,” terangnya.

“Berkaca dari hal tersebut, Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) atau koalisi antara serikat dengan masyarakat sipil dalam menuju May Day dan Hardiknas menuntut agar kedaulatan rakyat dikembalikan rakyat melalui politik alternatif,” imbuhnya.

Sunar mengurai dua kejadian sejarah di atas (May Day dan Hardiknas).

Disebutkan Sunar, Hari Buruh Sedunia atau yang dikenal juga sebagai May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei sebagai hari peringatan perjuangan buruh di seluruh dunia.

“Sejarah Hari Buruh Sedunia bermula pada tanggal 1 Mei 1886 di kota Chicago, Amerika Serikat, ketika ribuan buruh mengadakan aksi unjuk rasa menuntut hak-hak buruh yang lebih baik, termasuk hak untuk memperjuangkan hak mereka dalam serikat buruh dan menuntut jam kerja delapan jam per hari,” katanya.

Namun, aksi protes ini kata dia berubah menjadi kekerasan ketika polisi membubarkan massa dengan kekerasan, yang menyebabkan kematian dan luka-luka di antara para buruh dan polisi. Insiden ini dikenal sebagai “Tragedi Haymarket”.

Atas insiden itu, beberapa pemimpin gerakan buruh dipenjara dan dijatuhi hukuman mati tanpa bukti yang cukup.

Peristiwa tersebut itu pun menginspirasi gerakan buruh di seluruh dunia, dan pada kongres internasional kedua dari Federasi Serikat Buruh Internasional di Paris pada tahun 1889, diputuskan bahwa tanggal 1 Mei akan menjadi hari peringatan perjuangan buruh di seluruh dunia.

“Tanggal 1 Mei dipilih sebagai penghormatan kepada para korban yang tewas dalam Tragedi Haymarket. Sejak itu, Hari Buruh Sedunia dianggap sebagai momentum untuk menggalang solidaritas antar kelas pekerja di seluruh dunia dalam melawan kapitalisme,” ungkapnya.

Sementara soal Hardiknas, kata Sunar, dilatarbelakangi saat Ki Hadjar dan rekan-rekannya menentang kebijakan pemerintah Hindia-Belanda yang hanya memberikan akses pendidikan terhadap keturunan Belanda dan kaum priayi.

“Seakan tak jauh berbeda dimasa kondisi pendidikan di Indonesia sekarang yang dibalut dengan persoalan pendidikan mahal, akses yang tidak merata, dan lain sebagainya,” jelasnya.

KASBI yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) lantas berencana melakukan aksi unjuk rasa atas peringatan dua sejarah di atas.

Ada beberapa tuntutan untuk aksi besok, Rabu, 1 Mei 2024. Di antaranya: Cabut Omnibuslaw Cipta Kerja Dan PP Turunannya, Stop PHK dan Pemberangusan Serikat Buruh, Berlakukan Upah Layak Nasional, secara Adil dan Bermartabat, serta Cabut PP 51 Tahun 2023 Tentang Pengupahan, Tolak Sistem Kerja Kontrak/Outshourcing, Sistem Kerja Magang, Tolak Sistem Mitra Palsu Bagi Driver Online dan Ojek Online (Ojol), Lindungi Buruh Perempuan, Stop Pelecehan dan Kekerasan ditempat Kerja, Berlakukan Daycare dan Ruang Laktasi bagi Buruh Perempuan, Berlakukan Cuti Ayah bagi Buruh Laki-Laki saat Istri Melahirkan, Jamin dan Lindungi Hak-Hak Buruh Perkebunan Sawit, Perkebunan Tebu, Perkebunan Karet dan Sektor Perkebunan Lainnya, dan Jamin dan lindungi Hak-Hak Buruh Migran,  pekerja Kelautan, dan pekerja perikanan.

Lainnya yaitu: Jamin dan lindungi Pegawai Honorer/Pegawai PHL di Pemerintahan menjadi Pegawai Tetap Negara dengan Gaji yang Layak, Stabilkan Harga-Harga beras, minyak dan Sembako lainya, Tolak Kenaikan Harga BBM, Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Tarif Jalan Tol, Stop Represifitas dan Kriminalisasi terhadap aktivis gerakan rakyat, Wujudkan Pendidikan Gratis dan Ilmiah bagi Seluruh Rakyat, Wujudkan Reforma Agraria Sejati, dan Tolak Sistem Bank Tanah, Jaga Kelestarian Lingkungan Hidup, Tolak Perampasan dan Penggusuran Tanah Rakyat, Bangun Industri Nasional yang Kuat dibawah Kontrol Rakyat, dan Tegakan Demokrasi Sejati, Tolak Politik Dinasti.

Aksi unjuk rasa akan dilakukan di depan Istana Negara, dengan estimasi massa 10 ribu orang, yang datang dari Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Sebelum berada di Istana Negara, massa akan berkumpul di Jembatan Dukuh Atas (Stasiun BNI) pukul 10.00 WIB.

Dari sana, massa kemudian akan longmarch ke Bunderan HI-Gedung ILO, hingga akhirnya ke Istana Negara.

Tergabung dalam GEBRAK selain KASBI: Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Sentral Gerakan Buruh Nasional (SGBN), Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (SINDIKASI), Jaringan Komunikasi Serikat Pekerja Perbankan (Jarkom SP Perbankan), Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Sekolah Mahasiswa Progresif (SEMPRO), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), Liga Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (LMID), Federasi Pelajar Indonesia (FIJAR), dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBH Jakarta).

Ada juga Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Kesatuan Perjuangan Rakyat (KPR), Federasi Serikat Buruh Makanan & Minuman (FSBMM), Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM), Federasi Pekerja Industri (FKI), Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan Greenpeace Indonesia (GP).

Selain itu ada Trend Asia (TA), Aliansi Jurnalis Independent (AJI), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), BEM FH UPN VJ, BEM STIH Jentera, Serikat Pekerja Kampus (SPK), Rumah Amartya, Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS), Perempuan Mahardika, dan Komite Revolusi Pendidikan Indonesia (KRPI).

(Rob/parade.id)

Exit mobile version