Jakarta (parade.id)-Ketua Brigade Muslim Indonesia (BMI), Muhammad Zulkifli menyampaikan kritik keras terhadap sikap Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Papua Barat. Hal ini merupakan buntut dari tudingan intimidasi yang dialamatkan kepada ormas di Makassar pasca-pembubaran aksi kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Zulkifli menyayangkan pernyataan Ketua KKSS Papua Barat yang seolah menyalahkan tindakan ormas di Makassar dalam menjaga kondusivitas kota dari gerakan-gerakan yang dinilai separatis.
Menurut Zulkifli, aksi yang dilakukan oleh ormas di Makassar merupakan respon spontan atas serangkaian tindakan provokatif yang dilakukan oleh KNPB dan AMP. Beberapa poin yang disoroti oleh BMI, antara lain Pengibaran Bendera—di mana adanya aksi pengibaran bendera KNPB dan Bendera Bintang Kejora di lingkungan Kampus Unhas Tamalanrea serta di kawasan Bili-Bili, Kabupaten Gowa dan Penodaan Monumen Mandala—aksi unjuk rasa tepat di Hari Bela Negara yang dinilai menodai Monumen Mandala—simbol perjuangan Operasi Trikora dalam membebaskan Irian Barat.
“Sangat wajar jika saya mempertanyakan jiwa nasionalisme dan penghargaan Ketua KKSS Papua Barat kepada negara dan para pahlawan yang gugur dalam Operasi Trikora, jika tindakan kami membela martabat bangsa justru dianggap melanggar hukum,” tegas Zulkifli dalam keterangan tertulisnya yang diterima media, Selasa (23/12/2025).
Menanggapi tudingan penyerangan, Zulkifli menjelaskan bahwa pihaknya telah mengedepankan langkah persuasif. Ia mengklaim telah mengingatkan kelompok KNPB dan AMP agar tidak melakukan aksi di Monumen Mandala karena nilai sejarahnya yang sakral.
“Namun karena mereka nekat, kami terpaksa membubarkannya untuk menjaga marwah dan kedaulatan NKRI. Jika alasan kebebasan berpendapat digunakan untuk mempermalukan negara di tanah Makassar, maka kami pun punya prinsip yang sama untuk menjaganya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ketua BMI ini meminta agar Ketua KKSS Papua Barat tidak menunjukkan ketakutan terhadap kelompok perongrong negara. Ia menyarankan agar KKSS lebih fokus memberikan edukasi kepada para pelajar dan mahasiswa Papua di Makassar.
“Akan jauh lebih baik jika Ketua KKSS mengingatkan anak-anak Papua di kota studi Makassar agar fokus belajar untuk membangun Papua ke depan, ketimbang terprovokasi ajakan kelompok pendukung separatis seperti KNPB dan AMP,” ujar Zulkifli.
Sebagai penutup, BMI balik menantang Ketua KKSS Papua Barat untuk bersikap adil dalam menuntut ketegasan hukum. Zulkifli mendesak aparat kepolisian untuk menangkap oknum mahasiswa Papua yang diduga melakukan penganiayaan terhadap anggota Polri saat pengamanan aksi dalam rangka Hari Trikora.
“Jika meminta tindakan tegas aparat, maka mintalah ketegasan hukum untuk menangkap oknum yang telah menganiaya aparat kepolisian saat menjalankan tugas,” pungkasnya.
