Site icon Parade.id

Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Dukung Aksi-aksi Mahasiswa

Jakarta (PARADE.ID)- Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) mengaku mendukung gerakan atau aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa belakangan ini, khusus pada tanggal 11 April 2022, kemarin.

“Secara organisasional KPBI mendukung gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa, karena kita tahu bahwa apa yang diperjuangkan oleh mahasiswa adalah bagian dari keresahan seluruh rakyat. Kita bisa melihat poin-poin tuntutan yang disampaikan oleh gerakan mahasiswa itu berupa persolan krisis yang ada pada hari ini, bagaimana persolan demokrasi yang ada pada hari ini secara umum, lalu bagaimana juga terkait tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat secara umum,” demikian yang disampaikan oleh Ketum KPBI, Ilhamsyah, Rabu (13/11/2022), kepada parade.id.

Aksi yang kemarin dilakukan dan diorganisir oleh BEM SI, yang akhirnya disambut oleh berbagai macam kelompok elemen masyarakat itu menurut Boing, sapaan akrabnya, adalah cerminan, di mana pada hari ini rakyat tinggal menunggu momentum.

“Sebab kita sadar sepenuhnya bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dalam lima tahun terakhir ini, itu selalu melukai hati rakyat,” kata dia.

Boing kemudian mengulas bagaimana dahulu KPBI ikut berpartisipasi ketika kebijakan yang dikeluarkan pemerintah soal revisi UU KPK dan UU Minerba. Dimana itu juga muncul dalan letupan yang sangat luar biasa. Bahkan di luar dugaan kita, angkatan muda, generasi yang baru itu tumpah ruah ke jalan-jalan.

“Hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Itu yang kemudian kita kenal dengan reformasi dikorupsi,” paparnya.

Kala itu, lanjut Boing, gerakan reformasi dikorupsi adalah jelas kehendak dari apa yang menjadi keinginan mayoritas rakyat untuk menolak revisi UU KPK, karena kita sadar sepenuhnya bahwa revisi itu adalah upaya untuk melemahkan KPK. Dan kedua UU Minerba, di mana dalam rangka meliberalisasi persoalan sumber daya alam kita.

Gerakan muda reformasi dikorupsi, KPBI, bersama dengan serikat buruh yang tergabung di dalam gerakan buruh bersama rakyat (GEBRAK) pun secara aktif melakukan koordinasi, melakukan aksi bersama, mengkoordinasikan aksi di berbagai wilayah/kota karena itu ada bagian dari kepentingan dari gerakan rakyat.

Begitu juga setelah revisi UU KPK dan Minerba, pemerintah kembali membuat satu kebijakan yang juga sangat menyakiti hati rakyat, yaitu pengesahan UU Cipta Kerja di tengah situasi pandemi. Dan pengesahan UU Cipta Kerja ini kembali membangkitkan gerakan rakyat, tidak hanya mahasiswa tetapi juga buruh, petani, kelompok lingkungan, masyarakat adat dan berbagai macam lapisan masyarakat lainnya tumpah ruah menyatukan diri dalam barisan perlawanan di jalan-jalan hingga terjadi bentrokan di berbagai macam wilayah, dalam rangka menentang kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Jokowi.

“Tidak hanya sampai di situ, kebijakan pemerintah belakangan hari yang mencabut subsidi Pertamax, yang mengakibatkan kenaikan harga Pertamax, menghadapi kelangkaan pada Pertalite, tentu menjadi beban rakyat. Dan menjadi keresahan betul adalah kelangkaan minyak goreng di pasaran. Tiba-tiba minyak goreng hadir tetapi dengan harga yang naik 100 persen lebih,” terangnya.

Tentu ini kata Boing, menjadi seperti tumpukan kekecewaan. Tumpukan kemarahan rakyat, di tengah situasi rakyat yang sudah tertimpa situasi pandemi, di mana pukulan pandemi ini menghantam sendi-sendi kehidupan seluruh masyarakat secara ekonomi, secara sosial, secara psikologis ditambah beban ekonomi dengan kebijakan Omnibus Law yang sudah berdampak pada PHK, terhadap perampasan tanah.

Kemudian ditambah dengan liberalisasi minyak goreng sehingga terjadi kelangkaan dan harganya naik serta pencabutan subsidi BBM atau Pertamax. Inilah yang kemudian kata dia menjadi akumulasi besar, karena aksi kemarin yang disuarakan oleh BEM SI sehingga mendapat dukungan luas dari masyarakat.

“Dalam persoalan ini semua, KPBI menjadi bagian dari gerakan tersebut. KPBI mendukung sepenuhnya gerakan mahasiswa,” tegasnya.

KPBI pun mengimbau seluruh gerakan elemen rakyat bersatu padu, bergandengan tangan untuk terus melakukan upaya-upaya perlawanan dalam bentuk aksi-aksi.

Dalam posisi ini, ceritanya, KPBI kemarin juga diajak berunding, diajak pertemuan oleh beberapa kawan-kawan mahasiswa dari BEM Trisakti, ada BEM UPN, ada BEM Esa Unggul, yang tergabung dalam BEM SI Kerakyatan atau di dalam Aliansi Mahasiswa.

Mereka, kata Boing, mengajak kawan-kawan KPBI bersama dengan kawan GEBRAK untuk bersinergi mengkonsolidasikan gerakan rakyat yang sedang bangkit ini menjadi satu agenda perlawanan yang lebih teroganisir, lebih terpimpin, karena kita tidak ingin aksi-aksi yang dilakukan selalu berujung dengan chaos.

Kita menginginkan satu aksi yang teroganisir, yang mempunyai energi yang panjang, yang mempunyai kemampuan mobilisasi yang sangat-sangat besar, bisa mencapai sampai jutaan yang harus terlibat di dalam proses perubahan terhadap beberapa kebijakan yang selama ini merugikan kepentingan rakyat.

“Sehingga KPBI bersama dengan GEBRAK, bersama Aliansi Mahasiswa dalam waktu dekat ini akan mendorong aksi secara nasional untuk menyuarakan kembali apa yang menjadi agenda perjuangan bagi rakyat,” ujarnya.

(Rob/PARADE.ID)

Exit mobile version