Jakarta (parade.id)- Belum lama ini, para mahasiswa dan masyarakat sipil melakukan konsolidasi di Universitas Paramadina, guna menindaklanjuti aksi-aksi sebelumnya, terkait evaluasi 9 tahun Joko Widodo.
“Konsolidasi Nasional Mahasiswa dan Masyarakat Sipil di Aula Nurcholis Madjid, Universitas Paramadina menindaklanjuti tuntutan Aksi 20 Oktober kemarin dan respons pemerintah terhadap kajian evaluasi 9 tahun Jokowi,” kata Sekjen SEMA Paramadina Afiq Naufal, kepada media, kemarin.
“Sejak pergolakan dan perjuangan mahasiswa di jalan sudah 9 tahun lebih, namun seluruh aksi massa yang dikerahkan tidak ada satu pun yang pernah secara serius kekuasaan Jokowi tanggapi. Bahkan kerap kali jauh dari apa yang semestinya menjadi hak demokrasi dan hak asasi bagi rakyat Indonesia,” ia melanjutkan.
Dalam konsolidasi nasional itu, semua elemen masyarakat sipil dan mahasiswa disebukan olehnya sudah sampai kepada titik puncak kemarahan terhadap kekuasaan.
“Bagi peserta konsol, sudah 9 tahun Jokowi berkuasa dan sudah 9 tahun demokrasi kita dikebiri. Hingga menjelmalah politik dinasti yang kita lawan ketika reformasi. Hari ini politik dinasti ada di depan mata kita,” paparnya.
“Jokowi tidak henti-hentinya menggunakan kekuasannya untuk melancarkan kepentingannya. Tangan besinya merusak tatanan negara kita sebagai negara hukum, seolah ini negara kekuasaan bagi Jokowi,” ia melanjutkan.
“Mulai dari Omnibus Law, Perppu Cipta Kerja, hingga penghancuran legitimasi dan integritas MK untuk meloloskan anaknya dan masih banyak lagi perusakan integritas lembaga demokrasi kita,” katanya lagi.
Mahasiswa dan masyarakat sipil menurut dia, sudah tidak percaya, masyarakat sipil sudah geram dan cukup sudah masyarakat sipil sangat yakin Jokowi akan tetap melanggengkan kekuasaanya dalam kontestasi elit nanti—lewat anaknya dengan instrumen kekuasaan yang dimiliki.
“Konsolidasi Nasional tersebut sudah tidak ada keraguan dan maaf lagi, kini puncaknya, dan sudah saatnya aksi masyarakat sipil untuk segera Turunkan Jokowi. Seluruh elemen konsolidasi tersebut sepakat untuk #turunkanjokowi,” ia menegaskan.
“Sampai puncaknya Diktator Jokowi masih haus akan kekuasaan dan mendorong putranya menjadi calon yang berkontestasi di Pilpres dengan cara yang sangat menyedihkan bagi demokrasi kita,” imbuhnya.
(Verry/parade.id)