Pyonyang (parade.id)- Korea Utara (Korut) mengonfirmasi telah menembakkan rudal balistik yang dikenal sebagai “rudal monster” atau Hwasong-17 antarbenua.
Peluncuran rudal yang disebut terlarang itu terdeteksi oleh negara tetangga Korea Selatan dan Jepang pada hari Kamis, beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Yook Suk-yeol dijadwalkan terbang ke Tokyo untuk pertemuan puncak dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Itu adalah yang terbaru dari serangkaian uji senjata yang bertepatan dengan Freedom Shield—latihan militer gabungan skala besar antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang dimulai pada hari Senin dan yang dianggap Pyongyang sebagai latihan untuk invasi.
Mengonfirmasi uji ICBM pada hari Jumat, media pemerintah Korut mengatakan hal itu dimaksudkan untuk menunjukkan “sikap tanggap yang keras” dan merupakan tanggapan terhadap latihan militer “provokatif dan agresif”. Demikian dikutip Al Jazeera.
Pyongyang mengatakan rudal itu menempuh ketinggian maksimum sekitar 6.000 km (3.700 mil) dan terbang sekitar 1.000 km (620 mil), sebelum secara akurat mendarat di area yang telah ditentukan di perairan terbuka di lepas Laut Timur Korea, juga dikenal sebagai Laut Jepang.
Foto-foto yang menyertai laporan di media pemerintah menunjukkan pemimpin Korut Kim Jong Un menyaksikan peluncuran bersama putrinya dan termasuk gambar-gambar dari luar angkasa yang tampaknya diambil oleh kamera yang terpasang pada rudal tersebut.
“Latihan peluncuran senjata strategis berfungsi sebagai kesempatan untuk memberikan peringatan yang lebih kuat kepada musuh yang dengan sengaja meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea sambil terus-menerus melakukan ancaman militer yang tidak bertanggung jawab dan sembrono,” kata kantor berita negara KCNA.
Seoul dan Washington telah meningkatkan kerja sama pertahanan dalam menghadapi meningkatnya ancaman militer dan nuklir dari Korut, yang melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun 2022 saat meningkatkan kampanye modernisasi militernya.
Minggu ini telah menguji rudal balistik jarak pendek dan rudal jelajah strategis dari kapal selam.
Pada hari Jumat, AS dan Korea Selatan mengumumkan mereka akan memulai latihan pendaratan amfibi skala besar Ssangyong mulai 20 Maret, dengan 40 Marinir Inggris juga ambil bagian. Seperti Freedom Shield, latihan amfibi telah ditangguhkan sejak 2018 sebagai bagian dari upaya untuk membuat kemajuan dalam denuklirisasi Korut.
(Irm/parade.id)