Site icon Parade.id

Luhut Sebut Penerapan PPKM Kemarin Menunjukkan Hasil yang Semakin Baik

Jakarta (PARADE.ID)- Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa penerapan PPKM Level 4, 3, dan 2 yang dilakukan sejak 7 Agustus hingga 16 Agustus di Jawa-Bali menunjukkan hasil yang semakin baik. Hal ini, kata dia, dapat terlihat dari tren kasus konfirmasi yang pada tanggal 15 Agustus kemarin turun hingga 76 persen.

“Kalau minggu lalu saya laporkan 59 persen sekian, sekarang 76 persen. Dan kasus aktif turun 53 persen dari titik puncaknya,” kata dia, dalam konferensi pers melakui kanal YouTube Sekretariat Presiden, kemarin.

Misalkan, kata dia, jumlah angka kesembuhan juga meningkat. Dan jumlah kematian terus mengalami penurunan.

“Kami juga melihat tren penurunan terjadi pada positive tirin, perawatan pasien, kasus konfirmasi, dan angka kematian pada hampir di seluruh provinsi Jawa-Bali. Namun, berdasarkan kunjungan lapangan beberapa hari lalu, masih diperlukan perbaikan-perbaikan pada beberapa wilayah,” ungkapnya.

Oleh karena itu, kata dia, langkah-langkah intervensi telah diambil, antara lain dengan mobilisasi pasien-pasien isoman ke pusat isolasi yang telah disiapkan pemerintah kota/kabupaten. Dan memastikan ketersediaan obat serta oksigen konsetrator.

“Sehingga minggu depan harapan kami terjadi perbaikan yang signifikan, terutama untuk wilayah Bali dan Malang Raya. Bali sampai saat ini saya kira menunjukan hasil yang baik sekali, karena mereka sudah menyediakan 1.400 kita, dari isoman ke isoter. Dan Malang Raya juga membuat progres dalam konteks ini,” jelasnya.

Terkait indikator kematian, ia menegaskan bahwa kita tidak mengeluarkan indikator kematian secara permanen dalam evaluasi PPKM di Jawa-Bali. Sama sekali tidak.

Alasannya, pemerintah sedang mengharmonisasi data ini, sehingga kita harapkan dalam minggu depan, itu bisa kita umumkan kembali. Indikator ini dikeluarkan sementara sejak minggu lalu untuk dilakukan perbaikan-perbaikan, terutama dalam hal pelaporan sehingga akurasi bisa lebih baik.

“Saya mau ambil contoh untuk Bapak/Ibu sekalian. Pada tanggal 10 Agustus 2021, ada kota yang kematiannya meningkat berkali-kali, dimana angka kematian tersebut 70 persen berasal dari periode Juli dan bulan sebelum-sebelumnya. Kasus ini banyak kita temukan di tempat lain,” katanya.

Namun dalam 1-2 minggu ke depan, perbaikan dan pelaporan ini selesai sehingga indikator kematian akan masuk kembali dalam asasmen level PPKM.

Selain itu, Pemerintah pusat juga mendorong kepada pemerintah daerah untuk segera membuat pusat-pusat isolasi ibu hamil, karena ini sangat penting. Dan kemarin kami lihat itu sudah jalan.

Proses prioritas vaksinasi pada ibu hamil dan penyediaan rumah sakit rujukan untuk ibu hamil, yang terkonfirmasi positif Covid untuk menekan angka kematian pada ibu hamil.

“Perlu saya sampaikan juga bahwa mobilitas di Jawa-Bali sudah kembali pada kondisi normal. Sama seperti sebelum kenaikan varian Delta terjadi,” ujarnya.

Hal ini, kata dia, telah mengidentifikasikan peningkatan mobilitas masyarakat yang cukup siginifikan dibanding pada awal bulan Juli lalu. Satu sisi menunjukkan ekonomi pulih dengan cepat, namun berisiko meningkatnya terhadap kasus pada 2-3 minggu ke depan.

“Jadi kita semua harus super hati-hati menghadapi ini. Dan harus mengikuti protokop kesehatan, dan juga tadi masalah menyangkut vaksin,” katanya.

Untuk itu momentum yang baik ini harus tetap dijaga.

“Berdasarkan evaluasi yang dilakukan atas arahan dan petunjuk Presiden RI, maka PPKM Level 4, 3, dan 2 di Bali diperpanjang sampai tanggal 23 Agustus 2021. Dalam penerapan PPKM seminggu ke depan terdapat tambahan kabupaten/kota yang masuk ke level 3 sebanyak delapan kabupaten/kota,” kata dia.

Sehingga total kabupaten/kota yang masuk dalam level 3 dan 2 mencapai 61 kabupaten/kota. Terkait keputusan ini, kata Luhut, akan dituangkan dalam instruksi Mendagri secara detil.

(Rgs/PARADE.ID)

Exit mobile version