Site icon Parade.id

Majelis Nasional Partai Buruh, Agus Ruli: Partai Buruh adalah Partai Harian

Foto: Ketua Majelis Nasional Partai Buruh, Agus Ruli Ardiansyah

Jakarta (parade.id)- Ketua Majelis Nasional Partai Buruh sekaligus Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Agus Ruli Ardiansyah mengatakan bahwa Partai Buruh adalah Partai Harian. Partai yang harus bekerja setiap hari mengurus segala kepentingan rakyat.

“Kita harus pastikan Partai Buruh adalah partai harian. Bekerja harian. Mengurus persoalan tanah, upah, penggusuran, dll. Juga mengurus jaminan hak-hak seluruh rakyat Indonesia,” kata dia, kemarin, di Kongres KSPI, by virtual.

Untuk hal itu, tentunya Partai Buruh harus memiliki kekuatan agar hal di atas dapat tercapai atau terwujud. Namun menurut Agus, hal itu (kekuatan) sudah dimiliki oleh Partai Buruh.

Hal itu diyakininya dengan contoh hasil kekuatan buruh ketika melawan UU Cipta Kerja (Ciptaker). Tapi menurut dia perlu ditingkatkan lagi agar kemenangan dapat diraih.

“Menjadi eskalasi besar—gerakan politik. Itu peluang yang kita miliki. Peluang yang kita miliki itu diperluas, yang tidak hanya dari 10 organisasi, melainkan juga ke masyarakat lain. Ini modal kekuatan kita. Dengan itu kita punya konstituen tetap,” jelasnya.

Adapun bicara tantangan yang dihadapi oleh Partai Buruh saat ini menurut dia adalah bagaimana kita lolos verifikasi sebagai peserta. Kendati begitu, ia yakin bisa melewatinya.

Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari akhir Mei saat ia dan lainnya membangun partai ini. Sekitar 8 bulan bekerja sudah 100 persen provinsi kita bangun.

Tantangan lainnya yang dihadapi oleh Partai Buruh adalah bagaimana menjawab politik transaksional, politik uang, dan kekuatan lainnya seperti serangan fajar termasuk serangan korupsi.

“Ini harus kita jawab, dengan tidak memastikan tidak akan melakukan itu,” ajaknya.

Lainnya adalah persoalan buruh, petani, itu adalah persoalan yang sama, yakni struktural. Secara khusus buruh tani, kata dia, tidak hanya meningkatkan upah saja, melainkan juga berjuang mendapatkan tanah sehingga tidak lagi menjadi buruh tani lagi. Untuk itu, ia mengajak perjuangan normatif harus ditingkatkan lagi.

“Jadi kekuatan kita itu ada di serikat-serikat. Dari hal itu kita sudah banyak berhasil. Kita tingkatkan eskalasinya menjadi gerakan politik. Sebab lagi kita tidak lagi percaya yang diputuskan oleh orang-orang yang tidak berpihak pada petani,” pungkasnya.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version