Jakarta (parade.id)- Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap mengingatkan keselamatan informan dalam penangkapan Gubernur Papua non aktif Lukas Enembe. Peringatan ini disampaikan olehnya usai Menko Polhukam Prof Mahfud MD membebarkan peran katering dalam penangkapan Lukas Enembe.
“Jika yang dikatakan prof mahfud ini benar, dalam dunia intelijen penegakan hukum ini adalah fungsi informant handling yg siapapun bisa digalang termasuk tukang katering, kini langkah selanjutnya adalah melindungi keamanan informan tersebut &keluarganya,” Yudi mengingatkan, Ahad (15/1/2023), lewat akun Twitter-nya @yudiharahap46.
Yudi menceritakan bahwa menggalang informan untuk mau memberikan informasi tak mudah. Butuh usaha keras penyidik membangun kedekatan (rapport) sebab dia berada di sirkel terdekat yang infonya tentu A1 (akurat dan terpercaya), sebab orang luar tidak akan tahu apa yang terjadi di dalam kecuali diberitahu “orang dalam”.
Pun kata dia termasuk mem-profiling orang yang bisa digalang tidak mudah. Penyidik tak kenal orang itu sebelumnya, kata Yudi pasti ada terbersit pikiran ‘jangan jangan nanti dia berkhianat dan kasih tahu dia didekati musuh’.
” Makanya nanti bisa backfire dan bisa dijebak dengan informasi palsu yg berbahaya bagi penyidik. Tentu tukang katering unggul dalam informasi, paham berapa orang yg dilayani makannya termasuk situasi disitu&orang pun tak menduga dia jadi informan,sebab tugasnya hanya sediain makan, Tapi sekali lagi, penyidik dianggap sukses bukan hanya nangkap TO tapi juga selamatin informan,” katanya.
Dikutip detik.com, Menko Polhukam Mahfud MD mengungkapkan salah satu strategi aparat untuk memastikan kelancaran proses penangkapan Lukas Enembe, salah satunya dengan mengecek ke katering langganan Lukas Enembe.
“Dulu ditakut-takuti, kalau ditangkap katanya seluruh rakyat Papua turun,” kata Mahfud Md di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur.
Mahfud lalu menjelaskan aparat mengamati jumlah massa pendukung Lukas Enembe yang menolak penangkapan. Massa itu berada di sekitar kediaman Lukas Enembe.
“Iya hari pertama sekitar 2.000, 3.000 orang (yang turun mendukung Lukas Enembe). Empat hari kemudian tinggal seribu, terus sampai akhirnya turun jadi 60 orang,” jelas Mahfud.
Lantas, dari mana aparat tahu jumlah pendukung Lukas Enembe yang berada di sekitar kediamannya menurun? Di sini peran kateringan muncul, berdasarkan catatan diketahui jumlah pendukung Lukas Enembe berjaga di kediaman Enembe.
“Pak Mahfud kok tahu? Itu (Lukas Enembe, red) pesan katering, yang makan ada catatannya. Kita kenal tukang kateringnya, hari ini pesan berapa, baru ketika sedang kecil (pesanannya) ambil (petugas KPK menangkap Lukas Enembe),” terang Mahfud.
(Rob/parade.id)