Jakarta (PARADE.ID)- Mantan politisi PAN Faldo Maldini mengkritisi keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang kembali memberlakukan PSBB seperti di bulan Maret lalu.
“PSBB total terbukti tidak membuat kurva melandai, flattening the curve! Kayaknya udah pada lupa rumus itu,” katanya, Jumat (11/9/2020).
“Kenapa Pak @aniesbaswedan tarik rem tangan darurat? Karena supirnya tidak menjauhkan kita dari situasi yg darurat itu sendiri,” sambungnya.
Malah di awal masa transisi, lanjut dia, kurva sempat melandai. Berbeda dengan masa PSBB total, justru angkanya terus naik.
“Lalu, kenapa kembali ke PSBB total? Padahal, itu jelas tidak berhasil flattening the curve. Proven! Kalau masih penasaran silakan tanya Pak @aniesbaswedan,” kritisnya.
Dalam persepsinya, PSBB transisi adalah waktu untuk mempersiapkan diri, fasilitas kesehatan harus bertambah signifikan. Kalau rumah sakit membludak, harusnya menurut dka kemarin dipersiapkan sebanyak-banyaknya, bukan malah PSBB total lagi karena alasan RS penuh.
“Emang udah ditambah berapa?” tanyanya.
Tes meningkat, tapi positif makin banyak, katanya. Berarti, masih menurut dia, memang ada persoalan di hulunya. Contact tracing tidak menyeluruh.
“Saat ini, kata Gub @aniesbaswedan hanya 6 orang. Harusnya sampai 30 orang, untuk menditeksi orang tanpa gejala,” kata dia.
Rem tangan menurut dia tidak perlu kalau pemerintah daerah berhasil mendampingi menuju kebiasaan baru. Meningkatkan jumlah penggunaan masker, spot cuci tangan yang masif, menjaga jarak, dan meregulasi keramaian.
PSBB total adalah cara yang terbukti tidak bekerja. Cara yang sama diulang lagi, entah menggunakan alasan apa. Yang jelas, kata dia, pemerintah daerah lepas tangan, lepas tanggung jawab untuk mendampingi warga menuju kebiasaan baru.
“Sama satu lagi, PSBB transisi yang lalu baiknya digunakan untuk meningkatkan angka rekening bank buat warga, yang memudahkan untuk melakukan cash transfer, tidak perlu lagi heboh-heboh soal bansos,” demikian tertulis di akun Twitter-nya.
Menurut dia, banyak langkah pokok yang tidak dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Gubernur Anies. Seandainya masuk PSBB total pun, warga pasti merasakan begitu beratnya kehidupan di masa pandemi ini.
“Kalau Gubernur tidak mampu, kasih tahu saja, warga siap bantu sebisanya,” sindirnya.
Ia pun membandingkan kinerja Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno dalam menangani Covid-19. Menurut dia, Irwan lebih baik daripada Anies.
Ini urusan orang banyak, semoga lebih seksama mengambil keputusan. Ya. Kita memang terpukul karen covid-19, tapi gak bonyok-bonyok amat lah,” tutupnya.
(Robi/PARADE.ID)