Site icon Parade.id

Menparekraf Akan Melakukan Ini untuk Memenuhi Kebutuhan Ekonomi Digital Dunia

Foto: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/KaBaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat peresmian perluasan Bandar Udara Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dok. laman Kemenparekraf

Jakarta (parade.id)- Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan bahwa dunia sekarang ini sedang membutuhkan banyak sekali talenta-telanta dari sisi ekonomi digital. Indonesia kata Sandi, berharap menjadi episentrum dari pergerakan ekonomi ke depan, termasuk tentang keberlanjutan karena kita adalah pemilik kepulauan terbesar dengan kemampuan menyerap emisi karbon yang juga sangat besar.

“Kita harapkan golden visa ini, yang jangka waktunya 5-10 tahun menjadi sesuatu yang berbeda dan akan membawa lebih banyak juga wisatawan, baik yang disebut digital nomad maupun yang berkaitan dengan digital entrepreneur yang ajan berinvestasi di Indonesia,” ujar Sandi, kemarin, lewat akun YouTube Sekretariat Kabinet, yang dilihat parade.id.

“Oleh karena itu kita mempersiapkan dan akan segerakan diumumkan pemerintah,” sambungnya.

Atas hal itu, kita, kata Sandi, juga akan memastikan payung hukumnya karena itu menyangkut kebijakan visa. “Nanti Kemenkum HAM yang akan mengumumkan—juga nanti peraturan-peraturan turunannya,” katanya.

Kedua soal inflasi, khusus berkaitan dengan biaya angkutan udara. Sandi menyebut bahwa angkutan udara menyumbang cukup siginifikan dari inflasi, terutama di Indonesia bagian timur.

“Tadi rapat mengkaji komponen-komponennya, kita akan tingkatkan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi melalui pola kolaborasi dan juga nanti di daerah-daerah tertentu di Indonesia bagian timur kita harus pastikan kebijakan yang tepat untuk mensubsidi agar biaya transportasi (angkutan udara) ini bisa hargannya lebih terjangkau,” ungkapnya.

Jadi itu menurut Sandi upaya lembaga dan lintas kementerian atsa hal di atas. Harapannya kata  Sandi, juga nanti di Indonesia bagian timur, biaya yang berkaitan dengan transporatasi udara dengan penambahan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi, dan jumlah angkutan logistik yang lebih murah—maka bauran kebijakan ini akan menghasilkan harga tiket yang lebih murah.

(Rob/parade.id)

Exit mobile version