Site icon Parade.id

Mentan Diminta Presiden Meningkatkan Produksi Jagung

Jakarta (PARADE.ID)- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku diminta oleh Presiden Jokowi secara khusus untuk meningkatkan semua produktivitas pangan jagung di Indonesia, khususnya dalam menghadapi perubahan-perubahan anomali cuaca yang luar biasa, baik secara nasional maupun secara global.

“Tentu berharap bahwa produktivitas sesuai kebutuhan yang ada di sekitar. Kalau ada yang lebih maka akan kita lakukan eksploitasi: melakukan ekspor, menjual hasil produksi kita,” kata dia, kemarin.

“Perintah pada kami, sebagai Menteri Pertanian dan Menteri lainnya agar pengembangan jagung dikembangkan lebih luas lagi melampaui eksisting yang ada,” sambungnya, lewat YouTube Sekretariat Presiden.

Namun demikian, ia mengakui bahwa produktivitas bukak berarti tidak memperhatikan lahan setempat. Justru sebaliknya, ia akan memperhatikan apa yang bisa dilakukan di suatu daerah tersebut.

“Yang memang sangat realistis untuk kita lakukan penanaman. Tapi salah satu yang harus kita maksimalkan adalah jagung,” kata dia.

Untuk itu, ia pun mengaku diberikan waktu 1 bulan untuk merealisasikannya, khusus kepada tenaga terlatihnya yang saat ini baru 800 orang dari tari target 2.000 orang.

Lain dari jagung, hal yang disampaikan berkenaan ketahanan pangan ialah terkait ayam dan telor. Keduanya ini disampaikan oleh Menteri akan ada agenda membuat industri hingga memanfaatkan menjadi bantuan sosial.

“Dan kalau terjadi masalah, katakanlah berkaitan dengan telot dan ayam yang juga melimpah dan harganya kemudian turun, maka beberapa agenda-agenda dipersiapkan untuk menangani itu,” terangnya.

Ada tahap yang berkenaan untuk hal-hal di atas terkait jagung, ayam dan telor sehingga menguatkan ekosistem pangan kita.

Pertama, kata dia, perihal budidayanya. Bagaimana pengembangan jagung, misal, agar produktivitasnya terus meningkat dalam skala nasional maupun melampui target.

“Budidaya adalah organ yang market dan masalahnya tentu tidak berarti berdiri sendiri, tetapi juga soal penanganannya,” jelasnya.

Kedua, yakni soal bagaimana cata mengelolanya. Misal bagaimana memetik hingga pascapanen—mengolahnya untuk kebutuhan. Khusus soal telor, Menteri Yasin menyoroti melimpahnya di setiap hotel, restoran, maupun tempat lain karena dampak PPKM.

Menurut dia hal itu perlu penyikapan yang datangnya bukan saja dari satu sektor, melainkan lintas sektor.

(Sur/PARADE.ID)

Exit mobile version